4 Skenario Presiden Israel Jawab Permintaan Ampun Netanyahu

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 18:21 WIB
Presiden Israel Isaac Herzog (kanan) menghadapi tiga skenario rumit terkait permintaan pengampunan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kasus korupsi. (Foto: AFP/AMIR COHEN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Israel Isaac Herzog menghadapi tiga skenario rumit terkait permintaan pengampunan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kasus korupsi.

Netanyahu mengajukan permintaan resmi untuk dibebaskan dari dakwaan korupsi yang ia sangkal, dan langsung menimbulkan perdebatan di dalam negeri.

Permintaan Netanyahu datang di waktu sensitif, ketika Israel memasuki tahun pemilu yang dijadwalkan Oktober mendatang, kecuali dipercepat.

Sejak sidang dimulai pada 2020, Netanyahu menolak mengakui kesalahan, padahal aturan Israel mensyaratkan pengakuan bersalah sebelum presiden bisa memberi pengampunan.

Dalam posisi ini, setiap keputusan apa pun yang akan diambil, Herzog tampaknya tidak akan bisa menyenangkan semua pihak.

Berikut empat skenario rumit yang dihadapi Herzog seperti dikutip Anadolu Agency.

Ditolak atau diampuni Netanyahu tetap 'menang'

Menurut seorang analis dan reporter terkemuka untuk Israel Hayom, Bini Ashkenazi, permintaan Netanyahu ini taktik sang PM untuk menyelamatkan diri demi bisa memperbesar dirinya tetap berkuasa menjelang pemilu.

"Netanyahu tahu peluang untuk pengampunannya diterima itu kecil, tapi manuver ini bisa mengalihkan debat publik yang masih ramai soal amandemen RUU wajib militer Israel, yang menjadi tantangan politik utama bagi dirinya, menjadi kepada isu permintaan pengampunannya," kata Ashkenazi.

Menurutnya, meski memicu protes, langkah Netanyahu meminta pengampunan atas kasus korupsinya justru "akan sangat menguntungkan kampanye pemilu Netanyahu."

"Jika dia (Netanyahu) diampuni, ini akan menjadi pencapaian besar. Jika ditolak, dia bisa mempertanyakan bahwa dakwaan korupsi terhadapnya itu tanpa dasar bahkan sang presiden tidak mau mengampuninya (karena presiden seakan menganggap tidak ada yang salah)," papar Ashkenazi.

Permintaan ampun ditolak

Herzog bisa menolak permintaan ampun Netanyahu sebagai jalan ninjanya. Namun, hal ini bisa dilakukan jika Netanyahu sudah mengakui perbuatannya dan berhenti dari dunia politik.

Menurut Ashkenazi, jika skenario ini berjalan, itu akan menyenangkan kubu oposisi namun memicu amarah dari partai berkuasa, Likud dan sekutunya sehingga bisa memicu ketegangan politik dalam negeri lagi.

"Penolakan akan menyenangkan oposisi namun menimbulkan kemarahan di kubu Likud dan partai pendukung yang bisa membuat situasi buruk dalam negeri," ujar Ashkenazi.

Permintaan ampun diterima

Skenario kedua, jika permintaan ampun disetujui, sekutu Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan senang, tetapi oposisi akan sangat marah.

Karena, pada 12 November, Trump bahkan secara resmi mengirimkan surat kepada Herzog yang mendesaknya untuk memberikan pengampunan kepada Netanyahu.

"Jika Herzog menyetujui permintaan itu, akan memicu demonstrasi besar, seperti ketika reformasi peradilan memicu protes massal pada 2023 dan Herzog sangat sadar soal konsekuensi ini," ujarnya.

Pengampunan bersyarat

Skenario ketiga adalah kesepakatan kompromi berupa pengampunan bersyarat, menurut analis Israel Hayom Elianore Kaufman.

"Menurut sumber, Herzog diyakini akan mencoba merumuskan jalan tengah demi mengurangi ketegangan dan menenangkan keadaan," ujar Kaufman.

"Herzog dapat memberi pengampunan bersyarat, seperti pengampunan dengan syarat Netanyahu pensiun dari kehidupan politik, mendukung penyelidikan atas agresi Israel ke Gaza 7 Oktober 2023, atau mencabut reformasi hukum dan media," tambah dia.

Menurut Kaufman, Herzog mungkin akan memanggil pihak dari Jaksa Agung, kantor presiden, dan perwakilan Netanyahu untuk bernegosiasi terkait jalan tengah.

"Namun, bagaimana pun, orang dekat Netanyahu telah menegaskan bahwa dirinya pensiun dari dunia politik itu tidak masuk dalam pertimbangannya," ucap kaufman.

(rnp/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK