Trump Bakal Telepon Kamboja-Thailand Gegara Perang Lagi di Perbatasan

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2025 12:03 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan menelepon pihak Kamboja dan Thailand usai kedua negara Asia Tenggara itu berperang lagi di perbatasan. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan menelepon pihak Kamboja dan Thailand usai kedua negara Asia Tenggara itu berperang lagi di perbatasan.

Dalam pernyataan di sebuah pertemuan di Pennsylvania, Trump mengatakan dirinya akan menelepon dua negara yang bertikai tersebut guna mengakhiri perang yang meletus kembali pada Senin (8/12).

"Saya benci mengatakan ini, Kamboja-Thailand, itu dimulai hari ini. Besok saya harus menelepon. Saya akan melakukan panggilan telepon dan menghentikan perang antara dua negara yang sangat kuat, Thailand dan Kamboja," kata Trump pada Selasa (9/12), seperti dikutip Reuters.

Trump bicara demikian saat sedang berpidato mengenai kesuksesannya menghentikan berbagai konflik di dunia. Ia mengatakan sejumlah perang yang telah ia bantu hentikan, di antaranya yakni Pakistan vs India serta Israel vs Iran.

Trump juga sempat menyebutkan bahwa Kamboja-Thailand termasuk di antara konflik yang telah ia bantu selesaikan. Namun, kedua negara kini kembali berperang sehingga mau tak mau ia harus kembali turun tangan.

Perang Thailand dan Kamboja memasuki hari ketiga pada Rabu (10/12). Thailand melaporkan Kamboja menembakkan roket BM-21 ke dekat Rumah Sakit Phanom Dong Rak di Provinsi Surin pada Rabu pagi.

Pasien dan staf rumah sakit pun berlarian berlindung ke bunker.

Lebih dari 400.000 warga Thailand di perbatasan kini dievakuasi. Di Kamboja, lebih dari 21.000 warga dievakuasi.

Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan sembilan warga sipil tewas sejak Senin dan 20 orang terluka berat. Sementara pejabat Thailand melaporkan empat tentaranya tewas dan 68 orang luka-luka.

Pada Selasa, Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan tak ada peluang untuk negosiasi dalam konflik kali ini. Ia menegaskan situasi tidak kondusif untuk mediasi dengan pihak ketiga.

Sementara itu, seorang penasihat utama Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan kepada Reuters bahwa negaranya "siap untuk berunding kapan pun".

Perang dua negara ASEAN ini meletus pada Senin pasca seorang tentara Thailand tewas dalam baku tembak pada Senin fajar.

Thailand menuduh Kamboja yang memulai serangan lebih dulu. Kamboja membantah dan menuduh balik Thailand yang memprovokasi.

Thailand dan Kamboja saat ini sedang dalam gencatan senjata. Namun, kedua negara sejak lama saling menuduh melanggar kesepakatan yang dimediasi oleh Trump tersebut.

Perang Thailand-Kamboja pertama meletus pada Juli lalu selama lima hari. Bangkok-Phnom Penh kemudian menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada Oktober usai didesak Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku ketua ASEAN tahun ini.

Setidaknya 48 orang tewas dan sekitar 300.000 orang mengungsi imbas perang Thailand-Kamboja pada Juli.

(blq/rds/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK