Presiden Korsel Berguyon Siaran Kebijakannya Lebih Seru dari Netflix
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, berguyon bahwa pengumuman setiap kebijakannya yang disiarkan secara langsung "mungkin akan lebih menghibur daripada Netflix."
Menurutnya, hal ini sebagai bagian dari upaya mendorong transparansi, berbeda dengan gaya kepemimpinan pendahulunya yang cenderung otoriter, dikutip dari AFP.
Selama ini, pengarahan kebijakan presiden dilakukan secara tertutup, tapi Seoul kini mulai menyiarkan secara daring sebagai bagian dari dorongan menuju "demokrasi langsung."
Kebijakan ini menjadi perubahan besar dari pemerintahan konservatif sebelumnya di bawah mantan presiden Yook Suk Yeol yang bermasalah.
Yoon sempat memperkenalkan pengarahan media harian di depan istana, tapi ia menghentikannya hanya setelah enam bulan karena suasana terlalu konfrontatif.
Ia dilengserkan pada April dan kini dipenjara setelah penerapan darurat militer yang singkat tetapi berujung bencana. Namun, beberapa interaksi soal pertukaran pendapat itu memicu reaksi publik karena menampilkan Lee memarahi para pejabat atas jawaban mereka.
Dalam salah satu momen, Lee mengatakan dalam rapat kabinet, "Jika tidak tahu sesuatu, katakan saja tidak tahu."
"Mencoba keluar dari situasi sulit dengan menyampaikan laporan palsu adalah masalah yang sebenarnya," ujarnya.
Pada Rabu (17/12), Lee juga mengatakan rakyat Korsel adalah masyarakat yang paling berpikiran demokratis di seluruh dunia.
"Itu sebabnya kami harus buka informasi sebanyak mungkin," ujarnya.
Namun, pengaturan baru ini juga menuai kritik, dengan sebuah surat kabar konservatif menilai teguran publik itu mirip dengan praktik "gapjil" di tempat kerja.
Hal itu merupakan istilah Korea untuk perilaku kasar atau otoriter oleh mereka yang memiliki kekuasaan.
(rnp/bac)