Melindungi Anak dari Bahaya Program Televisi

Agnes Winastiti | CNN Indonesia
Minggu, 18 Sep 2016 04:57 WIB
Penelitian Universitas Michigan di Amerika Serikat mendapati banyak program televisi yang didesain untuk anak justru mengandung hal-hal berbahaya bagi anak.
Ilustrasi (Thinkstock/monkeybusinessimages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini ada banyak stasiun televisi, baik yang lokal maupun yang kamu temukan di layanan televisi kabel. Jelas, lebih banyak pula tayangan televisi atau program yang diciptakan dan sebagian khusus didesain untuk anak-anak.

Masalahnya, apakah tayangan khusus anak itu benar-benar ‘aman’ ditonton oleh anak? Ternyata jawabannya, tidak juga.

Penelitian Universitas Michigan di Amerika Serikat mendapati bahwa banyak program televisi yang didesain untuk anak justru mengandung hal-hal yang berbahaya bagi anak. Berikut hasil penelitian mereka, seperti dikutip dari safekids.org dan www.med.umich.edu:
 
1. Program yang didesain untuk anak mengandung lebih banyak kekerasan daripada program untuk orang dewasa. Misalnya film-film kartun.
2. Kerapnya tokoh jahat memukul tokoh baik dapat memberi pesan salah pada anak bahwa memukul seseorang boleh-boleh saja.
3. Banyak adegan kekerasan, bahkan kematian yang dibawakan dengan cara humor sehingga tak lagi membuat anak takut atau merasa bersalah akan konsekuensi jika ia melakukan hal yang sama.
4. American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua sebaiknya membaca jadwal dan review acara televisi terlebih dahulu sebelum anak menonton satu program acara. Sempatkan pula bicara dengan guru dan dokter anak untuk tahu apa rekomendasi mereka

Orangtua perlu mengawasi apa saja yang ditonton oleh anak. Oleh karena itu, buatlah aturan menonton TV yang disetujui bersama. Misalnya dilarang menyalakan TV saat makan malam bersama, atau saat orang tua tak bisa mengawasi.

Waktu menonton juga perlu dibatasi. Misalnya, satu jam pada hari biasa dan 2 hingga 3 jam di akhir minggu.

Di sisi lain, orangtua jangan menggunakan menonton TV sebagai ‘hadiah’ atau ‘hukuman’ karena dapat membuat TV semakin tinggi nilainya di mata anak. Lalu, sebisa mungkin dampingi anak saat menonton sehingga orangtua dapat langsung meluruskan pendapatnya yang tidak tepat.  
 
Orangtua bisa memilihkan tontonan yang tepat bagi anak. Apa syarat tontonan yang ‘aman’ bagi anak? Tontonan itu harus mengandung nilai-nilai positif, misalnya: mau berbagi, rajin  santun dan sayang sesama. Tayangan juga harus sesuai minat anak.

Selain itu, tontonan yang tepat bagi anak adalah yang merangsang keingintahuan anak, sehingga dapat menjadi ajang diskusi. Tontonan juga harus membantunya belajar kata-kata atau bahasa di samping membuatnya senang. Terakhir, tonton yang tepat adalah yang mengembangkan minat anak pada aktivitas lain seperti membaca, hobi dan kegiatan luar ruang.

Nah, apabila aktivitasnya menonton televisi sudah berlebihan dan berbahaya, orangtua bisa ‘melunturkannya’ dengan cara:
1. Alihkan perhatian dengan memperbanyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara orangtua dan anak dengan cara-cara seru, di antaranya dengan membacakan buku cerita.  
2. Kurangi jam menonton TV secara perlahan namun pasti.
3. Selingi dengan kegiatan aktif yang mengasyikkan, seperti bersepeda, berolahraga dan lainnya.
4. Aturan menonton TV tidak akan berhasil jika orang tua tak bisa menahan diri untuk tidak menonton TV di depan anak-anak. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER