Jakarta, CNN Indonesia -- Minum minuman keras pada remaja akan mempengaruhi fungsi otaknya dan otak keturunannya nanti. Mereka juga berisiko mengalami depresi, selalu merasa cemas, dan gangguan metabolisme. Begitu hasil studi Loyola University Chicago Stritch School of Medicine.
“Remaja yang pesta minuman keras tidak hanya akan merasakan bahaya pada perkembangan otak mereka, tetapi juga pada otak anak-anak mereka,” kata Toni R. Pak, PhD, profesor di Departemen Sel dan Molekuler Fisiologi Loyola University Chicago Stritch School of Medicine.
Penelitian menemukan bahwa remaja yang minum akan mengubah switch on menjadi off untuk beberapa gen di otak anak. Ketika gen diaktifkan, mereka menginstruksikan sel untuk membuat protein, yang pada akhirnya mengendalikan sifat-sifat fisik dan perilaku. Studi ini menemukan bahwa pada keturunannya, gen yang biasanya aktif dimatikan, dan sebaliknya.
Pesta minuman keras pada remaja merupakan masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Peminum biasanya antara 21 tahun ke bawah, lebih dari 90 persen alkohol dikonsumsi selama pesta minuman keras. Pesta minum didefinisikan sebagai peningkatan konsentrasi alkohol dalam darah 0,08 persen.
Studi ini dilakukan pada kelompok tikus remaja jantan dan betina. Mereka terpapar alkohol dengan kadar yang sebanding dengan enam kali pesta miras. Tikus-tikus dikawinkan setelah mabuk, sedang betina tetap sadar selama kehamilan mereka.
Pada keturunan tikus yang terkena alkohol, peneliti memeriksa gen di hipotalamus, daerah otak yang terlibat dalam banyak fungsi, termasuk reproduksi, respons terhadap stres, siklus tidur dan asupan makanan.
Peneliti mencari perubahan molekul DNA yang akan membalikkan switch on-off dalam gen individu. Mereka menemukan 159 perubahan tersebut dalam keturunan ibu yang berpesta minum, 93 perubahan gen dalam keturunan ayah pesta minuman dan 244 perubahan gen dalam keturunan ibu dan ayah yang keduanya berpesta minuman keras.
Studi ini adalah yang pertama menunjukkan jalur molekuler yang remaja pesta minuman keras oleh salah satu orang tua dapat menyebabkan perubahan dalam kesehatan neurologis pada generasi berikutnya.
(ded/ded)