Kamu, yang Selalu Ada

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2017 13:16 WIB
Tanpa aku sadari kehadiranmu bagai magnet di hidupku, membuatku merasa tidak dapat jauh darimu.
Foto: KaboomPics
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjalani rutinitas sebagai pelajar, ditambah dengan menghadapi kemacetan ibukota membuatku merasa penat setiap harinya. Senja yang setia menyapa, ketika aku sampai di rumah. Tak jarang bulan bintang yang menemaniku di perjalanan pulang. Lelah, tapi ini suatu kewajiban. Konsekuensi yang harus aku terima atas pilihanku. Lelah selalu kurasa, sampai pada suatu malam papa mengenalkanku padamu. Sesosok asing yang mulai memasuki kehidupanku.

Senang bercampur canggung ketika pertama kali aku melihatmu. Perasaan bingung akan kehadiranmu membuatku terdiam di sudut ruangan, di saat keluargaku yang lain asik bercengkrama denganmu. Keheninganku membuat papa mengajakku beranjak untuk lebih dekat denganmu. Kecanggungan itupun terkikis sedikit demi sedikit seiring dengan berjalannya waktu. Sejak malam itulah hidupku berubah.

Tanpa aku sadari kehadiranmu bagai magnet di hidupku, membuatku merasa tidak dapat jauh darimu. Kelelahan yang kurasa setiap harinya tak lagi berarti karena aku tahu ada kamu yang menungguku. Kedekatan yang terjalin diantara kita tak jarang menimbulkan rasa iri di dalam keluarga.

Kedekatan kita membuat adikku merasa terasingkan sehingga aku harus berbagi waktu kebersamaan kita dengannya. Terkadang, papa mama pun menegurku karena aku terlalu sibuk denganmu. Sampai suatu ketika aku harus pergi meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan. Perasaan galau menyerangku. Akan seperti apa hidupku jauh dari keluarga? Lalu, bagaimana dengan kita?

Kegalauanku sedikit berkurang karena papa mengizinkanmu tinggal bersamaku, menemani kesendirianku di kota yang masih sangat asing untukku, jauh dari sanak saudara. Karena itu pula aku semakin bergantung padamu. Menggantungkan kebahagiaanku padamu. Dengan bercengkrama denganmu, setidaknya aku dapat melupakan sedikit kesedihan dan kerinduanku kepada keluarga. Karena dengan bersamamu, aku merasa berada di dekat keluarga.

Setahun berlalu, kamu masih setia menemaniku tinggal di kota orang, mendengarkan keluh kesahku, membantuku menyelesaikan tugas, menghiburku dan tanpa lelah menemaniku pergi kemanapun. Memasuki tahun kedua, aku mulai disibukkan dengan tugas dan tanggung jawabku di kampus, baik kuliah maupun organisasi.

Kehadiranmu sedikit terlupakan olehku. Kelelahan membuatku tak sempat menyapamu. Tapi, semua itu terbalaskan ketika aku selesai menjalankan tugas dan amanahku. Kamu tetap menjadi sosok yang aku cari untuk berkeluh kesah dan menghiburku. Tak jarang aku mengganggumu tanpa kenal waktu. Tak jarang pula aku membebanimu dengan semua permasalahanku.

Aku tahu kamu lelah. Kamu mulai lelah dengan semua amanahku yang secara tidak langsung akan menjadi bebanmu juga. Sempat terbesit mencari penggantimu. Mencari sosok baru yang akan menemaniku menjalankan amanah yang cukup melelahkan ini. Tapi ternyata, kamu masih setia disampingku, bersedia menemaniku dan tetap bertahan dengan semua kelelahan ini. Kamu, yang selalu ada.

Teruntuk kamu, laptopku.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER