Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -Djarot Saiful Hidayat mengubah posko pemenangan di jalan Lembang nomor 27, Menteng atau dikenal dengan Rumah Lembang, sebagai Balai Rakyat. Balai Rakyat ini digunakan sebagai ajang kedua pasangan menerima berbagai keluhan dan curahan mengenai berbagai persoalan di ibu kota.
Ahok mengatakan ada beberapa alasan diwujudkannya Balai Rakyat. Pertama, ada kebiasaan dari beberapa warga di luar kota yang kerapkali mengontak Ahok saat bertandang ke Jakarta dan meminta foto bersama.
Kebiasaan ini, dikatakan Ahok, tak jauh berbeda saat dia masih menjalani jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Konsep Balai Rakyat sendiri mengikuti kebiasaan yang dilakukannya di Balai Kota.
Alasan kedua, Ahok mengatakan, terdapat masyarakat yang tidak puas apabila pengaduan lewat pesan singkat.
"Mereka bilang kalau tunggu sampai Februari kelamaan, minimal kan bisa kerjakan apa dulu, kan ada tim di DKI dan bisa usulkan kepada Plt (Sumarsono). Kan kalau disampaikan boleh, bukan perintah," kata Ahok kepada wartawan, Senin (14/11).
Balai Rakyat ini akan dibuka setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 sampai 10.00 WIB di Rumah Lembang.
Ahok menyatakan akan memenuhi permintaan dari berbagai pengaduan apabila sesuai kemampuannya. Ia mencontohkan, permintaan seorang warga yang inginkan kaki palsu. Ahok mengatakan, dapat membuatkan kaki palsu bagi warga itu dengan menggunakan anggarannya sendiri.
Ia juga mengatakan, akan melaporkan keluhan warga lewat aplikasi Qlue agar dapat dikerjakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Aplikasi ini memang telah berjalan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai layanan pengaduan masyarakat.
Seorang warga Mangga Besar, Deni Tejaya yang hadir di Balai Rakyat menyampaikan keluhannya soal sertifikat tanah. Menurut Deni, warga sangat sulit mendapatkan sertifikat untuk tempat tinggal mereka.
Ahok mengatakan, akan meneliti persoalan yang dihadapi oleh Deni. Meski demikian, soal sertifikat harus menunggunya selesai dalam menjalani masa cuti jabatan.
Bukan karena penolakanAhok membantah pendirian Balai Rakyat bukanlah karena terjadinya penolakan di beberapa lokasi ketika dia dan Djarot berkampanye. "Bukan soal ditolak di beberapa tempat. Kami tetap datang ke lapangan," ujarnya di Rumah Lembang, Jakarta, Senin (14/11).
Penolakan terhadap pasangan nomor urut dua ini beberapa kali terjadi. Pertama, penolakan terjadi di Rawa Belong lalu berlanjut hingga ke Kedoya Utara. Penolakan oleh sejumlah massa yang mengklaim sebagai warga itu terkait dugaan penistaan agama yang dituduhkan pada Ahok.
Pada pagi tadi pun, Djarot ketika berkunjung ke Sawah Besar, Jakarta Pusat kembali ditolak massa. Tak hanya menggelar spanduk penolakan, massa bahkan menutup portal jalan yang diduga akan dilewati oleh Djarot.