Jakarta, CNN Indonesia -- Charta Politika dalam surveinya juga membuat simulasi
head to head antara dua pasangan calon. Simulasi itu mengajukan pertanyaan: 'seandainya Pilkada dilaksanakan hari ini dan diikuti dua pasangan calon'.
Pada simulasi pertama yang mempertemukan pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, pasangan nomor urut tiga itu unggul dengan perolehan 34,2 persen berbanding 33,6 persen. Responden yang menyatakan tidak memilih atau tidak tahu (
undecided voters) cukup tinggi yaitu di angka 32,2 persen.
Terkait hasil ini, Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menilai Anies-Sandi mampu mengungguli Agus-Sylvia karena mendapat limpahan suara dari pemilih Ahok-Djarot.
Simulasi kedua dari Charta Politika mempertemukan pasangan Agus-Sylvia dengan Ahok-Djarot. Dalam head to head itu, Agus-Sylvi ternyata mampu mengungguli Ahok-Djarot dengan perolehan suara 39 persen berbanding 31.9 persen. Undecided voters pada simulasi ini sebesar 29,1 persen.
Sedangkan, pada simulasi ketiga, Anies-Sandi kembali unggul dengan 40,7 persen saat
head to head dengan Ahok-Djarot yang hanya meraih 32,6 persen. Sebanyak 26,7 persen reponden belum menyatakan pilihannya.
Uniknya, dalam simulasi ketiga itu, Yunarto juga menyebut keunggulan Anis-Sandi terhadap Ahok-Djarot disebabkan adanya limpahan suara dari pemilih Agus-Sylvi.
Dengan kata lain, jika Anies-Sandi menembus putaran kedua, mereka akan mendapat limpahan suara dari para pemilih yang pasangannya gagal menembus putaran kedua.
Yunarto menduga, fenoma limpahan suara kepada pasangan Anies-Sandi bisa terjadi karena pasangan itu selama ini relatif terhindar dari segala isu politik.
Hal itu tidak berlaku bagi pasangan Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi. "Posisi netral membuat Anies diuntungkan jika dimasukkan ke simulasi putaran kedua," kata Yunarto.
(wis/obs)