Ketika Anies Diminta Warga Jadi Pengantar Surat ke Ahok

Abi Sarwanto, Putri Lestari | CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2017 18:59 WIB
Peristiwa terjadi saat Anies berdialog dengan warga Rusunawa Jatinegara Barat. Saat dialog, Warji mengadukan persoalannya tinggal di rusun.
Anies Baswedan diminta seorang warga penghuni Rusunawa Jatinegara Barat mengirim surat tagihan ke Ahok. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan diminta seorang warga penghuni rumah susun sewa Jatinegara Barat bernama Warji (49) untuk mengirim surat tagihan ke Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Peristiwa itu terjadi saat Anies berdialog dengan warga Rusunawa Jatinegara Barat. Saat dialog, Warji kemudian mengadukan persoalannya tinggal di rusun tersebut.
"Saya dan banyak warga di sini terima surat peringatan ini pak. Isinya peringatan untuk membayar sewa rusun," kata Warji sambil menunjukkan surat peringatan kepada Anies di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (4/1).

Warji merupakan salah satu warga korban penggusuran Kampung Pulo pada Agustus 2015 lalu. Bersama tujuh anggota keluarganya, Warji harus menempati satu unit rusun dengan ukuran 5x6 meter persegi.

Lantas, surat peringatan yang ia tunjukan kepada Anies merupakan tagihan dari pengelola atas biaya sewa yang belum dibayarkan Warji selama tujuh bulan. Total tagihan itu mencapai hampir Rp4 juta.

Dalam satu bulan, menurut Wardi, ia harus membayar biaya sewa rusun Rp300 ribu dengan cara mencicil setiap harinya Rp10 ribu dan Rp5 ribu untuk air. Biaya itu belum termasuk pembayaran listrik. Menurut Wardi, dalam satu bulan ia minimal harus merogoh hingga Rp600 ribu.

"Saya dikasih surat teguran untuk melunasi tunggakan. Saya sudah tiga kali diberi surat," ujar Warji.

Tinggal di Rusunawa Jakarta Barat, menurut Warji, membuat hidupnya tidak tenang. Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini selalu pusing memikirkan tanggungan biaya sewa saban harinya.

"Biasanya dulu kami bangun tidur hanya memikirkan untuk makan dan jajan (biaya) anak sekolah, sekarang kami harus memikirkan (bayar) sewa," ujar Warji.
Warji pun berharap bila Anies terpilih, maka rusun yang kini berstatus sewa akan berubah menjadi hak milik. Ia pun meminta tolong agar Anies dapat menyampaikan surat itu kepada Ahok.

"Surat ini buat Pak Ahok ya, tolong bebaskan biaya rusunawa yang selama ini kami enggak bisa bayar," ucap Warji.

Warji pun lantas memberikan surat peringatan dari pengelola itu kepada Anies untuk diserahkan kepada Ahok. Saat menerima surat itu, Anies membaca sejenak dan sedikit bergurau saat menjawabnya.

"Jadi saya diamanati untuk mengantarkan surat. Namanya PT Pos Anies. Tapi ini masalah serius dan saya akan tuntaskan," ujar Anies.

Anies pun berjanji akan segera meneruskan surat itu kepada Ahok, melalui perwakilannya. Akan tetapi, Anies juga meminta surat pengantar atas surat peringatan itu.

"Ya nanti kami kirimkan ke Pak Ahok namanya juga amanat. Tetapi mestinya surat ini dikasih pengantar karena kalau begini bingung juga saya," ujar Anies.

Anies menambahkan, surat itu tak sebatas surat tagihan dari seorang penghuni rusun yang tak sanggup membayar sewa. Melainkan surat itu menjadi bentuk keluhan atas penggusuran tanpa ganti rugi oleh pihak Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, Anies juga berjanji kepada warga akan membuatkan skema perubahan status atas rusunawa menjadi rusunami jika ia terpilih sebagai gubernur.

Ditemui terpisah, Warsiti (53) ibu rumah tangga, dengan tiga anak ini berharap Anies dapat terpilih agar biaya rusun dapat dibebaskan. Menurutnya, biaya rusun ini akan digunakan untuk kepentingan sekolah anaknya.

"Harapan saya, mudah-mudahan rusun ini enggak bayar, tapi hak milik. Di rumah yang di kampung lama kan saya enggak disuruh bayar apa-apa," ujar Warsiti.

Senada, Rohmann (35) yang memiliki dua anak di bangku sekolah ini pun berharap Anies bisa terpilih sebagai gubernur agar dapat memenuhi janji-janjinya.

(obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER