Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anggawira, menyindir pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono yang dinilainya lekat dengan politik dinasti.
Menurut Angga, politik dinasti biasanya dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang masih berhubungan darah dan keturunan dengan pemimpin atau pejabat publik. Padahal, dalam sebuah pemilihan, kata dia, rekam jejak dan kualitas calon adalah hal yang paling dibutuhkan.
"Harus dipilih berdasarkan rekam jejak, kualitas, dan kapasitas calon pemimpin. Jangan belum siap pimpin Jakarta karena didorong keluarga untuk maju jadinya bangun dinasti politik," kata Angga, melalui keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (9/1).
Agus adalah putra pertama Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum memutuskan masuk dalam kontestasi Pilkada, Agus meniti karier di dunia militer dengan menyandang pangkat terakhir sebagai mayor infanteri.
Angga mengatakan, politik dinasti berpotensi korupsi. Ia mencontohkan, kasus dinasti politik yang terjadi pada Bupati Klaten, Sri Hartini dan Ratu Atut Chosiyah di Banten.
Selain itu, menurut Angga politik dinasti juga bertentangan dengan budaya demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia. Sebab, politik dinasti dinilai cenderung mengabaikan kompetensi dan rekam jejak calon pemimpin.
"Dinasti politik di Klaten dan Banten motifnya bukan mendedikasikan diri untuk memaksimalkan pelayanan publik atau bekerja demi masyarakat. Tapi rentan terjadi hal yang sifatnya pada korupsi yang terstruktur," ujar Angga.
Secara terpisah, Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mohammad Taufik, menilai Agus juga tampak terbebani dengan status ayahnya sebagai Presiden Indonesia.
Menurut Taufik, Agus tampak memaksakan diri untuk mengetahui persoalan yang dia tidak kuasai. Salah satunya adalah solusi menangani banjir dengan merencanakan konsep kota apung di Jakarta.
"Sebagai anak presiden dia merasa harus tahu segalanya. Akhirnya jadi beban buat dia," kata Taufik saat berbincang dengan awak media pekan lalu.
Rencana penerapan konsep kota apung yang ditawarkan Agus, sempat viral di media sosial melalui video YouTube. "Mana ada di dunia kota apung. Pasar apung baru ada," ujar Taufik.
Taufik menyarankan agar Agus mencontoh Anies. Menurutnya, Anies tak segan untuk berdiskusi dengan pihak yang berkompeten untuk mempelajari bidang-bidang yang dirasa kurang dikuasainya.
"Anies itu orangnya cerdas. Tapi dia masih sering tuh panggil pejabat-pejabat DKI. Kuliah singkat soal-soal teknis yang dia kurang paham," ucap Taufik.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelumnya juga pernah menyinggung terkait politik dinasti. Menurut Prabowo, saat ini Anies-Sandi tengah berhadapan dengan pasangan yang memiliki dana besar.
"Jadi bagi saya, Anies-Sandi lambang demokrasi, keadilan, kerakyatan. Bukan simbol oligarki, politik dinasti, atau kekeluargaan," ujar Prabowo akhir Desember lalu.
(sur/wis)