Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno, berharap agar setiap rumah indekos dipasangi kamera pengawas atau CCTV. Menurut calon nomor urut tiga ini, CCTV berguna untuk mencegah tindak krimnal.
Hal itu dinyatakan Sandiaga menanggapi tewasnya mahasiswi, Tri Ari Yani Puspo Arum (22) di kamar kosnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1) pagi.
"Karena dengan ada CCTV itu sebenarnya ada pencegahan," kata Sandiaga di GOR Sunter, Jakarta Utara, Rabu (11/1).
Sandiaga mengatakan, ide tersebut berasal ketika dia berkampanye di kawasan Cempaka Putih. Saat itu, dia melihat salah satu RW memiliki puluhan CCTV terintegrasi.
Menurut Sandiaga, memperketat izin rumah kos bukan solusi dalam mencegah kekerasan bahkan yang hingga menimbulkan kematian tersebut.
Sebab, rumah kos, kata Sandiaga hadir untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan karyawan yang tidak memiliki rumah di Jakarta.
"Kuncinya itu bukan di ijin usaha indekos tapi bagaimana menghadirkan keamanan dan sistem yang memastikan penghuni aman," kata Sandiaga.
Sedangkan, untuk mencegah kekerasan secara keseluruhan terutama untuk perempuan dan anak-anak, Sandiaga mengklaim akan membuat aplikasi yang dapat diunduh di telepon pintar.
Aplikasi yang bernama
hot button itu, kata Sandiaga, berfungsi untuk melaporkan tindak kekerasan yang terintegrasi dengan aparat dan CCTV. Nantinya, selain terintegrasi, aplikasi itu juga akan menghadirkan layanan konseling.
"Ada sebuah sistem yang kita perkenalkan namanya
hot button. Sistem aplikasi ini terhubung dengan CCTV, dan warga tinggal melaporkannya apabila terjadi kekerasan," kata Sandiaga.
Aplikasi tersebut nantinya akan mendatangkan tim konseling kepada warga. Tim konseling yang datang nantinya berasal dari unsur pemerintah, warga, serta psikolog.
Dalam kasus Tri Ari Yani, saat ini kepolisian masih terus mengusut dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk memeriksa pria berinisial S, yang merupakan kekasih dari Tri.