Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik Said Salahudin menyayangkan sikap tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang tidak menjawab secara tuntas sejumlah isu penting yang dimunculkan dalam debat perdana pada Jumat (13/1) lalu.
"Pada sesi saling menanggapi dan saling bertanya antarpasangan calon, misalnya, beberapa hal yang pada tingkat tertentu penting untuk ditanggapi atau dijawab oleh para pasangan calon, justru terlewatkan," ujar Said di Jakarta, Senin (16/1) seperti dilansir
Antara.
Ia mengatakan, sikap pasangan calon yang tak tuntas menjawab sejumlah isu penting bisa jadi disebabkan oleh faktor ketidaksengajaan, seperti alpa atau terbatasnya waktu. Namun, hal itu juga bisa karena rencana sebagai strategi untuk menutupi kelemahannya.
Menurut Said, ada beberapa hal yang luput ditanggapi atau dijawab oleh peserta debat. Jumlahnya bervariasi pada tiap-tiap pasangan calon.
Said memberikan dua bukti, pertama ketika pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tidak menjawab pertanyaan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Ahok Djarot Syaiful Hidayat perihal cara mengelola dana Rp1 miliar RT/RW secara bertanggung jawab.
"Sayangnya, walaupun pasangan nomor satu memberikan jawaban, tetapi substansi pertanyaan mengenai 'metode' tidak dijabarkan oleh mereka," kata Said.
Padahal, menurut dia, uraian mengenai metode pengelolaan dana itu cukup penting disampaikan agar calon pemilih bisa mengukur peluang keberhasilan dari program yang ditawarkan Agus-Sylviana.
Isu penting lain yang tak dijawab secara tuntas dalam debat cagub DKI adalah saat pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bertanya kepada Ahok-Djarot soal janji membangun kampung deret bagi warga yang tinggal di bantaran sungai.
Menurut Said, penjelasan dari Ahok-Djarot mengenai hal itu sebetulnya penting diutarakan agar calon pemilih Pilkada 2017 bisa mengetahui alasan Ahok-Djarot tidak merealisasikan program yang mereka janjikan pada masa kampanye Pilkada 2012.
Ia mengatakan, jawaban yang tidak tuntas dari pasangan calon menunjukkan rendahnya kualitas para pasangan calon dalam mengikuti debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Secara umum saya bahkan dapat mengatakan kualitas para pasangan calon cukup memadai, walaupun pada diri tiap-tiap paslon terdapat kelebihan dan kekurangan," ujarnya.