Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menyindir sejumlah pihak yang mengaku tak paham dengan beberapa program yang dia tawarkan ke masyarakat. Satu pihak yang jadi sasaran Agus adalah lawannya di Pilkada DKI, yaitu Djarot Saiful Hidayat.
Djarot, calon wakil gubernur nomor urut dua, hingga kini masih tak mengerti dengan konsep
vertical housing yang ditawarkan Agus, terutama di bagian pembangunan tanpa menggusur.
Menanggapi itu, Agus mengatakan bahwa dia sudah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan suatu hal yang bahkan dimengerti oleh anak-anak muda.
"Saya tak mengerti lagi bagaimana menjelaskannya. Kalau Pak Djarot tak tahu, saya menceritakan konsep sesederhana ini pada banyak anak muda yang dianggap tak berpengalaman, tapi mereka mengerti dengan sangat baik," kata Agus saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Selasa (31/1).
Menurut Agus, sosok berpengalaman seperti Djarot seharusnya mengerti dengan konsep sederhana yang dia tawarkan tersebut.
Tak hanya soal program
vertical housing atau program rumah rakyat, Djarot pun menyinggung program Rp 1 miliar per RW per tahun yang ditawarkan Agus. Djarot saat itu mempertanyakan dari mana uang Rp1 miliar itu bisa didapat dan dialokasikan ke warga.
Agus mengatakan bahwa seharusnya Djarot bisa menghitung berapa dana yang bisa dialokasikan dari APBD khusus untuk program itu. Kurang lebih, kata Agus, alokasi dana untuk program pemberdayaan RW menghabiskan uang Rp27 triliun.
"RW di DKI itu jumlahnya 2700 sekian, itu dikalikan Rp 1 miliar dan totalnya Rp27 triliun," ujarnya.
Mengacu pada APBD 2016 DKI Jakarta yang jumlahnya kurang lebih ada di angka Rp 70 triliun, Agus menyatakan dana Rp 27 triliun itu tak ada artinya jika ditujukan untuk membangun, mengembangkan, dan memberdayakan komunitas.
Setelah memberikan penjelasan singkat itu, Agus kembali menyindir Djarot dengan mengungkapkan harapannya agar Djarot mengerti penjelasan yang telah dia diberikan.
Menurut Agus, program yang dia tawarkan memang dibutuhkan dan bahkan diklaim sangat ditunggu oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, Agus menegaskan dia ingin benar-benar membuktikan bahwa konsep yang dia tawarkan bukan mengada-ngada, dan pasti bisa dijalankan di DKI Jakarta.
"Jangan sampai karena mereka tak berhasil melakukan hal itu mereka jadi menganggap konsep itu tak masuk akal atau bohong," kata putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu.
(wis)