Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Persatuan Pembangunan kubu Muhammad Romahurmuziy menyatakan, pihaknya membuka peluang berposisi netral dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Hal tersebut terkait dengan adanya penundaan deklarasi dukungan terhadap paslon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat.
Wakil Sekjen PPP kubu Romi, Achmad Baidowi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih meminta masukan ulang kepada sejumlah senior partai PPP. Ia berkata, masukan tersebut akan menentukan sikap PPP kubu Romi dalam Pilkada DKI putaran kedua.
"Kami DPP belum mengambil keputusan. Ada opsi menjaga netralitas," ujar Achmad di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/3).
Ia menuturkan, sikap netralitas nantinya akan membebaskan kader untuk mendukung salah satu paslon Gubernur DKI, yaitu Ahok-Djarot atau Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Achmad mengatakan sikap netralitas partai merupakan bagian dari dinamika politik yang umum terjadi.
Meski demikian, Achmad berkata, secara garis partai, PPP seharusnya condong kepada pasangan Anies-Sandia. Menurut dia, arah dukungan itu terkait latar belakang agama Anies-Sandi, yaitu Islam.
"Ada yang bilang kami koalisi pemerintah harus dukung Ahok. Kami partai Islam harus bela yang Islam," ujarnya.
Sementara itu, Achmad mengklaim, PPP kubu Romi telah berusaha berkomunikasi dengan Djan Faridz. Namun, ia bekata, Djan selalu menghindar ketika diajak bertemu untuk membahas nasib PPP dalam Pilkada DKI.
Oleh karena itu, ia berkata, pihaknya akan mengambil sikap sesuai dengan arahan yang disampaikan Romi. Lebih dari itu, ia mengklaim, awal bulan depan PPP kubu Romi sudah memutuskan sikapnya dalam Pilkada DKI putaran kedua.
"Kami serahkan ke Ketua umum untuk melakukan komunikasi dengan senior partai untuk mengambil tindakan. Apapun keputusan Ketum dan partai kami patuh," ujar Achmad.