Soal Video Ahok, Sandi Minta Tak Labelkan Kelompok Tertentu

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 21:49 WIB
Sandi telah melihat video yang diunggah akun media Ahok di linimasa Twitter maupun Instagram dan meminta tak ada pelabelan anarkis.
Sandi telah melihat video yang diunggah akun media Ahok di linimasa Twitter maupun Instagram dan meminta tak ada labelisasi anarkis. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sandiaga Uno enggan berkomentar terlalu jauh soal video terbaru pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tentang keberagaman. Video kampanye itu menuai pro dan kontra di media sosial.

Calon wakil gubernur nomor urut tiga mengaku telah melihat video yang diunggah akun media Basuki alias Ahok di linimasa Twitter maupun Instagram.

"Saya tidak mau komentar deh, karena saya tidak ahli komunikasi kampanye. Tapi saya ingin gunakan kesempatan ini justru jangan melegalisasi dan melabelisasi sekelompok tertentu dengan anarkis dan perpecahan," kata Sandiaga di kawasan Jakarta Pusat, Senin (10/4).

Ahok sebelumnya meluncurkan video kampanye bertema keberagaman dengan berangkat dari isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) di Indonesia.

Video berdurasi dua menit itu dibuka dengan adegan kerusuhan sentimen etnis dengan gambaran kerusuhan yang mengingatkan kembali pada tragedi 1998, era kejatuhan rezim Soeharto.

Nuansa yang menggambarkan kerusuhan 1998 itu dirasakan betul oleh Djarot Saiful Hidayat, yang suaranya dijadikan sebagai pengiring video.

Sandiaga enggan mengomentari lebih lanjut mengenai video Ahok-Djarot tersebut. Dia berkata akan fokus untuk mengoptimalkan sisa sembilan hari masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kami gunakan kesempatan sembilan hari ini untuk fokus di program-program yang justru mempersatukan warga karena kita harus bicara apa yang menjadi harapan 19 April," ujar dia.

Sandiaga mengatakan, sisa sembilan hari masa kampanye menjadi momen-momen krusial. Pada rentang waktu tersebut, perubahan dapat terjadi dengan cepat, meski hingga kini Sandiaga mengklaim masih berada di atas angin.

"Kami melihat, angin momentum ada di belakang Anies-Sandi. Kami tugasnya memelihara momentum tersebut dan menjaga agar situasi dan semua kampanye yang positif," ujarnya.

Peluncuran video ini berimbas menuai laporan dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) ke Badan Pengawas Pemilu RI. ACTA menganggap video ini telah membuat iklan kampanye yang menyudutkan umat Muslim.

Pembina ACTA Habiburokhman menjelaskan dalam video yang diunggah di akun Facebook Basuki tersebut tampak sebuah adegan di mana ada pengunjuk rasa yang membawa spanduk bertuliskan "Ganyang Cina".
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER