Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, penerapan peraturan daerah (Perda) syariah di Jakarta jika dirinya terpilih merupakan fitnah dan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Hal itu menanggapi kembali merebaknya buletin dengan nama Al-Islam yang menyebut 'Wujudkan Jakarta Bersyariah' dengan latar belakang foto karikatur Anies. Dia pun berjanji, jika terpilih akan menjadikan Jakarta sebagai contoh kota yang beragam namun menjunjung persatuan.
"Komitmen saya adalah menjadikan Jakarta sebagai contoh kota bineka yang bersatu," kata Anies di Jakarta Timur, Kamis (13/4).
Fitnah penerapan syariah Islam ini, kata dia, serupa dengan isu penghapusan Kartu Jakarta Pintar, pemberhentian proyek-proyek yang marak didengar saat masa kampanye di putaran pertama dan kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Adapun pekan lalu, spanduk penerapan syariah Islam di Jakarta dengan latar belakang foto Anies-Sandi marak dijumpai di berbagai wilayah di Jakarta.
Dia pun tak mau mengambil pusing menanggapi hal itu lebih jauh. Karena menurutnya, tidak mungkin Perda Syariah diterapkan di Jakarta.
"Semua perda yang ada di Jakarta adalah perda yang berdasarkan kepada Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Itu komitmen kita. Semuanya perda berdasarkan itu," kata Anies.
Pembekalan RelawanSecara terpisah, Anies melakukan pembekalan kepada relawannya yang menjadi calon saksi di rumah sastrawan Taufik Ismail.
Dalam kegiatan itu, dia juga dihadiahi puisi buatan Taufik Ismail. Anies mengatakan telah lama menjalin hubungan baik dengan sastrawan itu.
Di samping itu, Anies mengingatkan para relawannya yang menjadi saksi agar tidak mudah berkompromi dengan pelaksanaan aturan saat hari pencoblosan berlangsung. Jika ada yang bertentangan dengan aturan, Anies meminta agar para relawannya tidak mudah tergiring.
"Laksanakan peraturan pada siapapun juga. Jangan ada kesungkanan untuk melaksanakan aturan. Tegas saja pada siapa pun. Karena tugasnya saksi di sana adalah untuk kita semua," kata Anies.