Perkara Al Maidah, Sang Penggusur Citra Ahok

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Apr 2017 10:39 WIB
Elektabilitas Ahok dinilai terjun bebas akibat pernyataan kontroversial tentang Surat Al-Maidah. Video kampanye karya tim pemenangan Ahok memperburuk citranya.
Elektabilitas Ahok dinilai terjun bebas akibat pernyataan kontroversial tentang Surat Al-Maidah. Video kampanye karya tim pemenangan Ahok memperburuk citranya. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perkara penodaan agama yang berawal dari ucapan Basuki Tjahaja Purnama soal Surat Al-Maidah dinilai menjadi salah satu faktor utama yang menggagalkan langkah calon petahana itu memenangkan Pilkada DKI.

Kasus yang diiringi berbagai aksi massa dari sejumlah ormas Islam itu disebut menjadi tabir seluruh prestasi dan citra positif yang melekat pada Ahok.

"Kasus penistaan agama itu menguatkan identitas politik yaitu identitas pemilih muslim," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/4).

Pangi menuturkan, sebagian besar pemilih yang beragama Islam akhirnya menutup mata atas kinerja dan bukti pembangunan yang dilakukan Ahok setelah meneruskan estafet kepemimpinan dari Joko Widodo.

Sentimen agama itu, kata Pangi, semakin kuat ketika video Ahok menamai akun sambungan internet nirkabel Al-Maidah 51 dan kata sandi kafir beredar di media sosial.

"Kasus Ahok ini bagi sebagian besar masyarakat muslim telah masuk ke dalam ranah penistaan agama, di mana seharusnya Ahok tidak menyentuh ranah tersebut," ujar Pangi.
Elektabilitas Ahok, menurut Pangi, makin terjun bebas akibat video kampanye Ahok-Djarot tentang kebhinekaan menampilkan peserta demonstrasi berkostum khas pria muslim.

"Pesan iklan kebhinekaan Pancasila yang dihembuskan oleh kubu Ahok-Djarot justru kontra produktif dan kembali memantik isu SARA," tuturnya.

Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga jajak pendapat, Ahok-Djarot meraih suara yang berselisih 12 hingga 15 persen dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Lingkaran Survei Indonesia milik Denny JA mencatat Anies-Sandi memperoleh 55,41 persen, sedangkan Ahok-Djarot 44,59 persen.
Tiga lembaga survei lainnya juga mendapatkan hasil hitung cepat serupa. Saiful Mujani Resarch and Consulting menghitung, Anies-Sandi mendapatkan 58,06 persen, sementara Ahok-Djarot 41,94 persen.

Voxpol Center Research & Consulting menunjukkan, Anies-Sandi dapatkan 59,4 persen, sedangkan Ahok-Djarot 40,6 persen.

Adapun Polmark mencatat, Anies-Sandi dapatkan 57,56 persen, di atas Ahok-Djarot yang hanya peroleh 42,44 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER