Hamzah Diduga Terkoneksi Banyak Simpul Teror

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 09:19 WIB
Hamzah diduga memiliki jaringan yang cukup luas. Selain dengan kelompok Abu Umar, ia juga diduga terkoneksi dengan jaringan Abu Wardah alias Santoso dan Abu Roban.
Jakarta, CNN Indonesia --

Hamzah alias Boim, orang yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di sebuah ruko Jalan TB Suandi, Kec Serang, Banten, Selasa lalu, diduga sebagai jaringan kelompok teror pimpinan Abu Umar. Ia memang memiliki spesialisasi atau keahlian sebagai pemasok senjata untuk aksi teror.
 

Pengamat terorisme Al Chaidar menyebutkan Hamzah memiliki jaringan yang cukup luas. Ia diduga terkoneksi dengan beberapa simpul teror di Indonesia. Selain dengan kelompok Abu Umar -adalah teroris yang sudah ditangkap beberapa tahun lalu karena memasok senjata dari Filipina untuk aksi teror- Hamzah juga diduga terkoneksi dengan jaringan Abu Wardah alias Santoso –jaringan teror Poso- dan Abu Roban –kelompok teror spesialisasi pengumpul dana yang berbasis di Ciputat Tangerang.
 

Meski dalam serangkaian persidangan terungkap pelatihan militer yang dilakukan kelompok teror di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, identik dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Al Chaidar tak berani memastikan. “Belum tentu katanya, sebab banyak juga pemain di pelatihan itu,” katanya kepada CNN Indonesia, Rabu (27/8).
 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selasa lalu, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga orang terduga teroris di sebuah ruko di Jalan TB Suandi, Kabupaten Serang, Banten. Mereka adalah Hamzah alias Boim, Dani, dan Zahro.
 

Kamp pelatihan militer Jantho didirikan oleh aliansi kelompok ekstrimis dariberbagai daerah yakni Aceh, Medan, Solo, Malang, Bima, Poso, dan sejumlah daerah di Jawa Timur yang dikendalikan oleh Dulmatin. Pendiri kamp pelatihan militer ini merupakan pendukung Ayman al-Zawahiri, tokoh Al-Qaeda yang tewas ditembak pasukan Amerika Serikat di Iraq pada 2006. Mereka juga mendukung Zawahiri dan Noordin M Top yang tewas ditembak di Solo, September 2009.

Densus 88 kala itu menggerebek sekelompok orang yang berlatih militer di kawasan cagar alam Jantho. Kegiatan mereka awalnya hanya berceramah di kampung, namun selanjutnya menjadi pelatihan militer. Selain sejumlah atribut tentara, didapati 50 orang berlatih senjata laras panjang. Polsek Jantho memperoleh informasi tentang pelatihan militer tersebut dan menugaskan sejumlah polisi untuk mencari tahu hingga akhirnya terungkap aktivitas militer di wilayah tersebut.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER