Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan kalau sinyal atau isyarat bergabungnya dua partai anggota koalisi Merah Putih, yakni PAN dan PPP ke kubu pemerintahan terpilih semakin menguat. Kubu Banteng yakin, pada masa akhir jelang pemerintahan dilantik kedua partai sudah bisa diraih masuk ke dalam kelompok mereka.
“Sinyalemen untuk terus mendekat terus menguat,” katanya kepada CNN Indonesia, Sabtu (20/9). “Beberapa kali pertemuan hingga akhirnya berniat datang untuk hadir di hajatan kami itu bentuk sinyalemennya.”
Eva memang tak bisa merinci soal pertemuan yang ia sebutkan sendiri. Namun menurutnya, ihwal pertemuan politik semacam itu yang harus dicermati bukan seberapa sering namun seberapa berkualitasnya pertemuan itu. “Saya tak mau berandai soal kesimpulan setelah pertemuan, silakan tanya sendiri ke partai-partai itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua perwakilan partai kubu koalisi Merah Putih itu memang hadir memenuhi undangan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional IV PDIP di Semarang. Banyak spekulasi berbicara seputar sikap PAN dan PPP yang bakal berbalik mendukung Jokowi diakhir waktu jelang pelantikan.
Menanggapi pernyataan Eva Kusuma Sundari, Sekretaris Majelis Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani menganggap suatu kewajaran bagi setiap partai politik saling menghormati. Jadi menurut dia, bentuk kedatangan Ketua Umumnya Emron Pangkapi di arena rakernas PDIP merupakan sebuah penghormatan tersendiri. “Silaturahmi politik,” katanya.
Namun soal sinyalemen kuat yang disebutkan Yani masih meragukannya. Menurut dia hingga saat ini partai berlambang Ka’bah itu masih bersetia denga Koalisi Merah Putih.
Dia juga membantah adanya tawaran kursi menteri dari Jokowi, sapaan akrab presiden terpilih Joko Widodo, untuk memikat PPP bergabung dengan pemerintah terpilih. Menurut Yani, partainya tetap kokoh bersama koalisi yang dipimpin oleh Partai Gerakan Indonesia Raya.
"Tapi kalau Jokowi ingin mengambil kader kami untuk jadi menteri ya silakan," kata Yani.
Sebenarnya, PPP sudah memutuskan akan 'mewakafkan' kadernya jika dibutuhkan presiden dan wakil presiden terpilih untuk menjadi menteri. Namun PPP tidak akan mengajukan nama calon menteri ke Jokowi-JK.
Yani pesimistis partainya bakal bergabung ke pemerintahan Jokowi-JK meski salah satu kadernya dipilih menjadi menteri. Musababnya, bukan perkara mudah PPP berpindah haluan. "Harus melalui proses yang panjang, harus melalui forum tertinggi partai," kata dia.