KABINET JOKOWI

Pengamat: Sebagian Menteri Figur Mediocre

CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2014 12:00 WIB
Susunan Kabinet Kerja yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Minggu (26/10) dinilai tak sesuai ekspektasi.
Presiden Joko Widodo saat memperkenalkan para menterinya di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10). (CNN Indonesia/Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Susunan Kabinet Kerja yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Minggu (26/10) dinilai tak sesuai ekspektasi. “Yang muncul sebagian figur-figur mediocre, bukan yang cemerlang,” kata pengamat politik Syaiful Muzani, di Jakarta, Senin (27/10).

Jokowi, begitu sang presiden akrab dipanggil, dinilainya lebih banyak mengedepankan pertimbangan politik.  “Dia tak bisa keluar dari tarik menarik kepentingan partai politik,” kata Syaiful.

Syaiful memberikan catatan pada beberapa sosok menteri yang duduk di kabinet tersebut. Sofyan Djalil selaku Menteri Koordinator bidang Perekonomian dinilainya kurang punya reputasi ekonomi makro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pun posisi Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas yang dijabat oleh Andrinof Chaniago. Andrinof menurutnya lebih bernuansa sosial sehingga yang lebih cocok adalah posisi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Syaiful menilai, ada beberapa sosok yang tepat di posisi Sofyan, antara lain: Agus Martowardojo, Darmin Nasution, dan Chatib Basri. Ketiga nama ini sebetulnya sempat disebut-sebut dalam bursa kandidat menteri yang beredar. Tapi Jokowi tak memilih mereka.

Sedang untuk posisi Andrinof, mestinya diisi orang-orang muda yang punya latar belakang ekonomi. Menurutnya di jajaran tim sukses Jokowi ada beberapa nama yang cocok, seperti: Arif Budimanta, Iman Sugema, dan Sri Adiningsih.

Meski begitu, Syaiful memberikan nilai positif untuk Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, dan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.

Catatan khusus diberikannya untuk posisi Menteri BUMN yang dipegang Rini Soemarno. “Nuansa politisnya terlalu kental,” katanya.
 
Di luar dugaan lainnya adalah Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, yang dijabat Tedjo Edhy Purdijanto. Meski berlatar belakang militer, profil Tedjo dianggapnya kurang tepat.

“Untuk jabatan menko ini seharusnya jangan partisan karena dia akan menjaga tatanan politik,” katanya.

Sosok yang bisa dipertimbangkan untuk jabatan itu, kata dia, adalah militer karier tapi tak terlibat partai politik. Sebagai contoh Jenderal (Purn) Budiman atau sekalian Jenderal Moeldoko yang saat ini menjabat Panglima TNI.  

Catatan lain adalah untuk posisi Menteri Pertahanan yang kini dijabat Ryamizard Ryacudu. Menurutnya supremasi sipil di Kementerian Pertahanan yang telah dirintis sejak era Abdurrahman Wahid, seharusnya diteruskan.

“Sejak Gus Dur sampai Pak SBY, konsep supremasi sipil itu dipertahankan,” kata Syaiful.

Kalaupun militer, sebaiknya memilih sosok yang cemerlang di TNI. Syaiful memberikan contoh Endriartono Sutarto, eks Panglima TNI. “Saya menilai sosok Pak Ryamizard agak sinis memandang dunia luar, padahal Menhan pun harus banyak berhubungan dengan pihak luar,” katanya.

Secara keseluruhan, kata Syaiful, kalau bisa diberikan nilai, Kabinet Kerja termasuk sedang-sedang saja.

Kabinet Kerja sendiri diumumkan oleh Jokowi di Istana Merdeka, pada Minggu (26/10) sore. Total ada 34 kementerian yang terdiri dari kalangan profesional dan politikus.

Saat ini para menteri sedang menjalani prosesi pelantikan di Istana Presiden. Mereka hadir kompak berpakaian batik, meski tak seragam seperti kemeja putih yang dipakai saat pengumuman menteri.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER