Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo dianggap tak memberikan jumlah kursi menteri signifikan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai partai yang mengusungnya dalam Pemilu Presiden 2014. Itu bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gejolak di tubuh partai banteng menjelang pengumuman kabinet.
Kuota terbatas untuk PDIP menyebabkan partai itu harus berkali-kali membongkar pasang nama-nama menteri yang mereka ajukan duduk di kursi kabinet. “Hanya ada empat nama pejabat struktural PDIP di kabinet. Padahal awalnya diperkirakan bisa enam-tujuh nama,” kata pengamat politik Indo Barometer, Muhammad Qodari, kepada CNN Indonesia, Senin (27/10).
Keempat nama fungsionaris PDIP di kabinet itu adalah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kuota menteri PDIP bahkan sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa dan tak beda jauh dari Partai Nasdem,” ujar Qodari.
Di Kabinet Kerja, PKB memiliki empat kader, yakni Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Sementara Partai Nasdem memiliki tiga kader di Kabinet Kerja. Mereka adalah Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan yang juga mantan KSAL Tedjo Edhy Purdijatno.
Mengenai kader-kader PDIP yang terpental dari kabinet, Qodari memperkirakan mereka akan diberi tugas lain oleh partai sebagai kompensasi. Hal itu misalnya terjadi pada politikus senior PDIP Pramono Anung yang akan ditugaskan menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR.
Qodari melihat dinamika politik sepanjang pekan lalu terkait penyusunan kabinet memang kerap terjadi antara Istana dan kediaman Megawati di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. “Bagaimanapun, PDIP partai pengusung Jokowi, dan Megawati Ketua Umum PDIP,” ujarnya.
Sebelumnya, sumber internal PDIP menyatakan nama Maruarar Sirait hilang dari daftar menteri hanya satu jam menjelang kabinet diumumkan. “Ara (Maruarar) tidak sowan sama Ibu, langsung ke Pak Jokowi. Padahal ini (menjadi menteri) harus seizin Ibu,” ujarnya.
Namun Ara membantah hal tesebut. “Tidak, tidak ada itu. Nama saya memang tidak masuk (bursa menteri),” kata anggota DPR yang baru tiba dari Singapura, Minggu pagi (26/10).
Selain Ara, kader PDIP lain yang terpental dari kabinet adalah Pramono Anung dan Eva Kusuma Sundari.
Baca juga:
Para Kader PDIP yang Terpental dari KabinetDaftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jokowi