Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang paripurna tandingan Koalisi Indonesia Hebat akhirnya digelar di ruang rapat Fraksi PDIP, setelah pintu ruang rapat paripurna di gedung Nusantara II DPR RI tak juga dibuka.
Paripurna tandingan dibuka dengan pembacaan mosi tak percaya terhadap pimpinan DPR saat ini yang diketuai Setya Novanto. “Untuk perkembangan demokrasi, dengan keinginan mendahulukan kepentingan bangsa dari pribadi, kami anggota DPR menyatakan dengan tegas mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR,” demikian bunyi mosi tidak percaya itu.
Meski paripurna telah dimulai, Pramono Anung yang sejak kemarin disebut bakal menjadi Ketua DPR versi kubu PDIP tak juga terlihat. (Baca:
Buntut Cuitan Pramono, PDIP Bantah Terbelah)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembacaan mosi tidak percaya ini dilanjutkan dengan penetapan pimpinan DPR versi Koalisi Indonesia Hebat. Terungkap bahwa Pramono Anung batal menjadi Ketua DPR versi kubu PDIP.
Koalisi Indonesia Hebat akhirnya memilih Ida Fauziyah dari PKB, Effendi Simbolon dari PDIP, Dossy Iskandar dari Hanura, Syaifullah Tamliha dari PPP, dan Supriyadi dari Nasdem sebagai pimpinan DPR tandingan. Mereka berlima akan memimpin secara kolektif kolegial. Di antara kelimanya, tak ada yang ditunjuk sebagai ketua.
Pimpinan DPR dan paripurna tandingan merupakan buntut kekesalan kubu PDIP atas dikuasainya seluruh kursi pimpinan alat kelengkapan dewan oleh Koalisi Merah Putih. Kubu PDIP menganggap pimpinan DPR tidak demokratis karena menolak permintaan mereka untuk bermusyawarah mengenai kursi pimpinan komisi.
Pertikaian dua kubu besar di parlemen ini otomatis memecah DPR menjadi dua kubu. Semalam, Presiden Joko Widodo menyerukan kepada dua kubu yang bertikai untuk mencari solusi politis.
Baca:
Paripurna Tandingan, Langkah Ragu Kubu PDIP