Jakarta, CNN Indonesia -- Langkah Menteri Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri yang melakukan penggerebekan ke tempat penampungan ilegal tenaga kerja Indonesia (TKI) ternyata tak diketahui sebelumnya oleh pejabat di Kementerian Ketenagakerjaan.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Reyna Usman mengungkapkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif yang hari ini melakukan penggerebekan ke tempat penampungan ilegal tenaga kerja Indonesia (TKI) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sebelumnya tidak memberi tahu jajarannya.
“Saya diajak Pak Menteri tanpa diberitahu mau kemana tujuannya,” kata Reyna saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reyna mengatakan, ia dan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Kemnaker Muchtar Lutfhie baru tahu diajak menggerebek tempat penampungan ilegal TKI setelah mendekati lokasi sasaran. “Terkejut juga,” kata Reyna.
Setelah menyelidiki ke dalam rumah, Reyna juga kaget karena mendapati puluhan tenaga kerja dalam kondisi yang tidak layak. “Kamarnya, ukurannya, dan fasilitas yang ada di situ menyalahi aturan semua,” ujar dia.
Reyna bahkan menilai para TKI yang ditampung di tempat itu mendapat perlakukan yang tidak manusiawi. “Kalau saya bilang sih tidak manusiawi,” katanya.
Humas Kementerian Ketenagakerjaan Suhartono menambahkan pada saat nmelakukan sidak Menteri Hanif juga tidak mendapat pengawalan khusus. “Hanya standar menteri saja,” ujarnya kepada CNN Indonesia via telepon, Rabu (6/11).
Menteri Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri didampingi Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Reyna Usman dan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Kemnaker Muchtar Lutfhie melakukan sidak ke sebuah rumah yang dijadikan penampungan TKI ilegal di Jalan Asem Baris Raya, Jalan F Gang Z nomor 24 Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (5/11). Di tempat ini mereka menemukan 43 calon TKI berkumpul di ruang tamu. Kondisi mereka memprihatinkan.