Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk seorang wanita, perawakannya terbilang mungil. Kulitnya tampak putih bersih, tanpa perlu mengenakan make-up. Aksen bicaranya terbilang halus. Siapapun yang bertemu dengan Yeni, pasti merasakan kesan sederhana. Begitulah impresi Yeni kala pertama kali CNN Indonesia bertemu dengannya.
Rupanya, kesan itulah yang juga ditangkap oleh seorang warga negara asing asal Nigeria berinisial CU pada Oktober, dua tahun silam. Ya, siapapun yang berkenalan dengan Yeni memang tidak akan menyangka kalau dia ternyata pemegang peran penting dalam sebuah jaringan peredaran narkotika. (Baca Juga:
TKW Hongkong Paling Banyak Terjerat Sindikat Narkotik)
Dalam pertemuan CNN Indonesia dengan Yeni di tahanan Badan Narkotika Nasional pada Kamis (19/11), tersingkaplah aktivitas Yeni sebagai kurir narkotik, yang terbilang mendapatkan bayaran cukup tinggi per pengiriman. Berikut wawancaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana pertama kali anda berkenalan dengan CU (warga Nigeria yang kini menjadi DPO)?Bulan Oktober 2012 saya diajak teman saya, namanya Meka, jalan-jalan ke Tanah Abang. Saya dikenali Beb (panggilan Yeni untuk CU) di sana. Hari itu kita jalan berempat, cewek semua. Kita ketemu Beb. Beb bilang dia punya toko, bisnis garmen gitu di Tanah Abang. Pulang jalan-jalan saat itu, Beb juga kasih kita uang. Dia bilang itu sebagai uang jalan, karena sudah menemani di jalan-jalan dan makan-makan.
Kenal dengan Meka dari mana?Si Meka itu teman kerja saya waktu saya masih kerja di toko baju di Mangga Dua. Kami berteman, tapi memang enggak satu tempat kerja. Sebelum jadi buruh, saya memang sempat jadi SPG. Berapa bulan saya enggak kerja, tiba-tiba dihubungin lagi diajak ketemuan jalan sama Meka ke Tanah Abang itu.
Apakah setelah perkenalan pertama dengan Beb tidak ada pertemuan lagi?Tidak. Satu hari setelah dikenalin, dia pulang ke negaranya, saya antar dia ke Bandara. Pertama kenal, orangnya memang suka ngobrol. Dia kalau ngomong pakai bahasa Inggris. Ya, walaupun saya enggak ngerti, tapi sedikit-sedikit bisa. Setelah diantar ke Bandara, dia suka telepon saya. Pakai nomor luar yang depannya ‘+234’. Dia suka tanya apa kabar ke saya. Tanya kehamilan saya. Sampai tahun 2013 dia masih suka telepon untuk tanya-tanya kabar saya.
Lantas, kapan pertama kali anda diminta untuk mengambil paket narkotika?Waktu bulan September, Meka tiba-tiba telepon saya. Dia minta tolong ambilin paket sama saya. Dia bilang waktu itu karena dia sedang di luar kota. Saya disuruh ambil paket di pinggir jalan dekat tempat sampah di Pasar Ular, Tanjung Priok. Dia bilang; kamu jalan saya kasih uang. Meka bilang, paket itu isinya bedak buat muka. Saya enggak ada pikiran curiga sama sekali. Yang ada di pikiran saya, saya ambil barang ini, nanti saya dapat uang. Itu saja.
Bagaimana bentuk paket itu?Paketnya di taruh di dalam tas. Tas tentengan biasa. Di situ ada belanjaan juga. Meka bilang; tolong ambilin. Dari sana, saya disuruh langsung antar ke Grogol. Saya disuruh menunggu seseorang di depan Alfamart dekat Roxy.
Sesampainya di Alfamart, ada yang menemui anda?Ada. Perempuan, dia orangnya kayak chineese gitu mukanya. Dia bawa motor. Dia kayak sudah tahu aku. Tapi dia enggak mau kenalan namanya siapa. Dia datang ke saya langsung ambil tas tentengan itu.
Lalu, bayaran dari pertolongan itu apa?Awalnya Meka bilang mau kasih saya Rp 7 juta. Tapi saya minta Rp 20 juta. Saya minta segitu karena saya bawa motor sambil gendong anak saya ke Tanjung Priok. Saya sempat bilang sama Meka; “saya butuh Rp 20 juta buat operasi orang tua saya. Kalau kamu mau ya saya ambilin.” Meka transfer saya uang itu ketika lagi di perjalanan. Dia sempat telepon, bilang ada uang sudah masuk.
Setelah paket pertama diambil, anda gunakan untuk apa uang itu?Habis dari situ, saya balik lagi ke rumah. Ambil duit, langsung dibawa ke RSUD Tangerang. Saya bayar Rumah Sakit buat orang tua. Orang tua enggak pernah tanya uangnya dari mana.
Setelah pengiriman paket pertama berhasil, apakah ada permintaan untuk mengambil paket selanjutnya?Selang sehari dari situ, saya ditelpon lagi oleh Meka. Yang kedua kali, di Mangga Besar, Saya disuruh ketemu sama orang di rumah makan. Ini juga cewek chineese. Dia sudah duluan datang. Saya samperin dia di mejanya, langsung dikasih plastik box kayak kotak kopi. Ada lima kota di dalamnya. Dari sana, saya disuruh ke Cengkareng. Waktu itu Beb telepon saya. Dia tanya tentang paket yang disuruh Meka. Saya dikasih nomor telepon dan disuruh kontak untuk ketemuan di mal Matahari Cengkareng. Sampai di sana, saya telepon nomor itu, dan enggak lama ada yang samperin saya.
Apa sempat kenalan dengan orang itu?Tidak. Tidak bicara juga. Dia samperin saya, ambil plastik yang saya pegang, terus jalan.
Anda tidak tanya apa isi paket itu?Tidak. Buat saya yang penting bayarannya.
Memang dijanjikan berapa bayaran untuk pengiriman paket yang kedua itu?Saya katanya mau dikasih Rp.10 juta.
Dari antaran paket kedua, selang berapa hari sampai akhirnya Beb telepon lagi untuk paket ketiga?Sekitar satu bulan. Beb telepon. Saya disuruh ke Kapuk. Waktu itu Beb minta saya bawa pulang paketnya. Dia bilang, jangan dibongkar paketnya. Beb titip ke saya, katanya ada orang yang mau ambil. Tapi enggak tahunya, enggak jadi diambil. Terus saya disuruh buka paket itu.
Apa isinya?Saya tidak tahu kalau itu sabu. Saya tanya Beb, dia jawab itu tawas. Setelah dibongkar, Beb minta ditimbangin. Di situ Beb baru bilang bahwa itu sabu.
Kenapa diteruskan?Sudah terlanjur. Karena untuk yang ketiga ini, saya dijanjiin bayaran Rp.30juta.
Apa perintah Beb untuk paket itu?Dia bilang ada 19 kantong kecil-kecil di dalamnya. Dia minta saya timbang. Waktu itu beratnya ada kurang dari 6 kilo. Saya disuruh bagi jadi seratus gram per paket. Kurang lebih saya kerjain itu tiga jam. Susah juga nimbangnya.
Setelah selesai menimbang, diapakan paket-paket itu?Sudah ditimbang dimasukin ke lemari lagi. Beb kasih saya nomor telepon suruh saya kasih ke sini dan ke situ. Tapi, hari itu juga ketahuan sama BNN. Setelah nge-pak-in, pas mau pergi kasih barang, ke mall Matahari di Kalideres, petugas BNN datang ke rumah saya. Saya enggak bisa ngomong apa-apa.
Suami anda ditahan juga?Iya, karena saya pinjam atm dia untuk terima transferan.
Apa harapan setelah ditahan di BNN sekarang?Saya berharap hukumannya enggak berat. Karena saya seperti itu hanya untuk mencari uang buat operasi orang tua. Saya enggak tahu ini akan dihukum berapa. Saya juga enggak tahu soal pasal-pasal buat saya.