Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya ingin menunjukkan bentuk revolusi mental yang digalakkan di tubuh Polri, ternyata keputusan untuk kembali mengenakan seragam loreng oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) juga sempat disebut sebagai faktor penentu keberhasilan operasi polisi di hutan-hutan yang di luar Jawa.
“Kalau alasannya yang penting loreng, itu akan merusak mental anggota kepolisian sendiri,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada CNN Indonesia, Ahad (23/11).
Neta menilai anggota Korps Brimob yang kembali mengenakan seragam loreng akan mudah memicu gesekan di saat mereka bertugas sebagai pengamanan aksi-aksi demonstrasi. “Harus digarisbawahi, anggota Brimob itu digunakan juga sebagai pasukan mengatasi dan mengawasi demo. Kalau mereka sudah terbiasa menggunakan pakaian militer, bukan tidak mungkin nantinya ada konsep-konsep militer dalam psikologis mereka saat menangani demonstrasi,” ujar Neta. Indonesia Police Watch (IPW) menyebut
Tidak hanya itu, sebutan seragam loreng yang mampu membuat anggota polisi berhasil melakukan penyamaran dalam operasi kepolisian di hutan, dibantah mentah-mentah oleh IPW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertanyaannya sekarang ini, hutan di Indonesia selebat apa, sih? Kalau hutan lebat yang tingginya lebih tinggi dari orang, itu pasti tidak akan ada orang yang tinggal di sana. Jadi, itu hanya alasan saja,” ujar Neta. “Lagipula, sudah tidak ada lagi daerah rawan di Indonesia,” katanya.
Dia menilai, penggunaan seragam loreng kembali tidak akan berimbas dengan keberhasilan operasi kepolisian di daerah. Akan tetapi, seragam loreng hanya akan memberikan dampak negatif kepada anggota kepolisian.
Berdasarkan surat Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman tertanggal 30 September 2014, anggota Korps Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia akan kembali menggunakan seragam loreng sebagai pakaian dinas lapangan. Penggunaan kembali seragam loreng tersebut diberlakukan mulai Jumat 14 November lalu, bertepatan dengan hari jadi korps Brimob ke 69.
Sutarman menjelaskan, penggunaan kembali pakaian loreng dilakukan sebagai bentuk rasa hormat terhadap para Anggota Brimob terdahulu. Seragam loreng tersebut sempat digantikan oleh seragam berwarna hitam. "Pemakaian baju loreng juga ditujukan untuk meningkatkan kebanggaan Brimob," ujar Sutarman.