Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Organizing Committee Musyawarah Nasional IX Partai Golongan Karya Ahmadi Noor Supit mengatakan insiden baku hantam di kantor DPP Golkar di Slipi merupakan permainan oleh pihak yang tidak menginginkan Golkar berada di Koalisi Merah Putih (KMP) lagi.
"Sekarang Golkar dan KMP sedang mesra, oleh karena itu bisa saja orang berkepentingan itu memecah belah kami," ujar Ahmadi dalam konferensi pers di ruang rapat Fraksi Golkar di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/11).
Menurutnya indikasi itu tercium dari calon-calon ketua umum yang ingin membawa Golkar berkoalisi dengan pemerintah dan keluar dari KMP. Namun Ahmadi belum bisa melihat secara jelas siapa saja yang memiliki niat memboyong Golkar ke Koalisi Merah Putih.
(Baca juga:
Muladi Mundur dari Ketua Munas Tandingan Golkar)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kepentingan perebutan kekuasaan internal partai antara sesama calon, saya yakin tidak akan terjadi seperti ini," ujarnya. "Oleh karena itu mungkin saja ada pihak-pihak yang berkepentingan agar supaya Golkar ini posisinya tidak seperti sekarang," katanya melanjutkan.
Ia mengklaim seluruh kader Golkar di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten telah secara mutlak menyetujui partai berlambang beringin tersebut harus tetap berada di luar pemerintahan. Ia menegaskan keputusan ini final adanya.
Diketahui sebelumnya terjadi kericuhan di kantor DPP Golkar di Anggrek Neli, Slipi. Massa AMPG Yorrys dan massa AMPG Ahmad Dolly Kurnia bentrok dan mengakibatkan beberapa orang terluka. Ahmad Dolly Kurnia sendiri adalah Ketua AMPG yang diakui oleh DPP Golkar. Perseteruan tersebut terjadi di tenga-tengah rapat pleno yang sedang digelar di DPP.
Rapat itu sendiri dinyatakan sudah rampung oleh Bambang. "Rapat sudah selesai dan ditutup oleh Theo Sambuaga. Munas tetap tanggal 30 dan kami harap di Bali nanti keamanan tetap terjamin," ujar Bambang dalam kesempatan yang sama.