Jakarta, CNN Indonesia --
Brrraaak! "Jangan bergerak!"
Satu pasukan polisi berpakaian bebas mendobrak pintu sebuah rumah di Perumahan Permata, Jakarta pada medio 2013 silam. Tanpa banyak basa basi, dari dalam rumah, mereka mencokok beberapa pria dan kemudian menggelandangnya ke kantor Kepolisian Resort (Polres) Jakarta Barat.
Di markas polisi, para pria yang tak lain adalah para bandar dan pengedar narkotik itu kemudian di penjara. Hari itu, perjalanan hidup para lelaki yang sudah berpuluh tahun main-main dengan peredaran narkotik berlanjut ke balik terali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari kurun waktu 2009 hingga 2013, kami menciduk 317 orang," kata Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Gembong Yudha saat melakukan paparan di hadapan CNN Indonesia.
Polres Jakarta Barat, memang menjadi penanggung jawab keamanan dan kenyamanan di wilayah Kampung Ambon -sebutan tenar untuk kawasan Perumahan Permata, Cengkareng, Jakarta Barat. Alhasil, keriuhan pasar narkotik yang sempat meraja di Perumahan Permata kini sudah tak terdengar lagi.
Gembong mengaku pekerjaannya menyulap Kampung Ambon bukan pekerjaan yang tuntas dalam semalam. Setidaknya, dia dan timnya butuh waktu empat tahun untuk terus menggedor wilayah yang memang dikenal sebagai d=sarang para bandar narkotik itu.
"Rangkaian operasi bertubi-tubi itu menjadi pilihan cara kami," kata Gembong menjelaskan strategi.
Selama operasi narkoba yang digelar mulai 1 Juni 2012 hingga 14 September 2013 silam, tercatat ada sepuluh kali razia yang dilakukan di sana. Tercatat, sebanyak 57 bandar ditahan, 122 orang direhabilitasi di Badan Narkotika Nasional dan 136 orang dipulangkan karena tidak memenuhi unsur pidana.
Sementara dalam operasi simultan itu, Gembong juga mendapati dua petugas membeli narkoba dari Kampung Ambon. Keduanya terdiri dari seorang anggota kepolisian dari Polsek Metro Tanah Abang dan lainnya merupakan anggota Sekolah Tinggi Hukum Militer Direktorat Hukum Angkatan Darat (STHM DITKUMAD). Untuk tangkapan terakhir, mereka dilimpahkan ke Propam Polres Metro Jakarta Pusat dan Provos DITKUMAD.
"Namun tak semua kisah sukses, buktinya masih saja ada yang mencoba berjualan secara sembunyi, Alhasil, hingga kini, ada beberapa nama warga yang masuk ke Daftar Pencarian Orang (DPO)," ujar Gembong.
Pada masa awal operasi dilancarkan, kepolisian tidak jarang mendapatkan perlawanan sengit dari para bandar. Meski demikian, timnya diminta untuk tetap melakukan tindakan sesuai dengan prosedur.
Hal tersebut, menurut Gembong menjadi penting karena semakin mengguritanya peradaran narkoba di sana menyebabkan polisi kesulitan mengenali siapa berperan apa. Sebab para pemain di Kampung Ambon, tidak hanya berasal dari kalangan dewasa. Namun juga dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua.
"Tidak hanya itu, pemain di sini juga bukan cuma laki-laki. Tapi banyak juga wanitanya," ungkap Gembong. Dari total 317 orang yang ditangkap sepanjang tahun 2012-2013, petugas mencatat sebanyak 283 adalah pria dan 34 sisanya adalah wanita.
Di tengah Perumahan Permata sebenarnya sudah berdiri pos polisi yang dibuat untuk mengamankan dan menjaga kompleks dari perdagangan narkoba sejak tahun 2009. Sayangnya, kata Gembong, pos tersebut tidak efektif karena petugas yang berjaga diduga mendapat bayaran oleh para bandar, yang kemudian membuat sebagian warga antipati dengan petugas.
"Makanya, cara yang kemudian diambil adalah dengan menggempur dulu, menghancurkan, membuat mereka cerai-berai, baru masuk," ujar Gembong.
Sejak akhir tahun 2013, dikatakan Gembong, pos penjagaan kembali efektif dan dipantau langsung oleh Kepolisian Resort Jakarta Barat. Setiap harinya, ada satu unit yang berisi tujuh petugas kepolisian berpatroli di Perumahan Permata. “Dan setiap minggu kami mengevaluasi kegiatan, juga situasi di sekitar lingkungan. Dari sini akan terukur, apakah kegiatan kami efektif atau tidak,” kata Gembong.
Di Kampung Ambon hawa panas di siang bolong terasa beringas. Namun jalan-jalan yang dulunya ramai lapak narkotik, sekarang tampak lengang. Sebab tak ada lagi suara pintu yang harus didobrak polisi berkali-kali. Tenang sekali.