Jakarta, CNN Indonesia -- Bangunan yang terletak di kawasan Senen, Jakarta Pusat itu tak lekang dimakan usia. Bentuknya seperti benteng.
Hanya sedikit orang yang tahu bangunan apa itu. Maklum dari eksteriornya yang antik, gedung yang kini menjadi Museum Kebangkitan Nasional itu termasuk bangunan tua. Bangunan bekas Sekolah Kedokteran Bumiputra atau lebih dikenal dengan nama STOVIA.
Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia terhadap sejarah Gedung Stovia, diketahui kalau sekitar tiga dekade lalu bangunan cagar sejarah itu adalah sebuah pemukiman padat. Di dalamnya, sekitar 1973, diisi oleh keluarga-keluarga keturunan Ambon. Jumlahnya hampir ada 400-an warga Ambon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Orang-orang Ambon ini masuk ke gedung STOVIA setelah Jepang mengalahkan Belanda pada 1942. Kala itu, Jepang yang menjajah Indonesia menjadikan eks gedung STOVIA sebagai lokasi tempat menahan tawanan perang, para anggota KNIL -tentara Belanda yang berasal dari pribumi,- yang sebagian besar warga Maluku. Setelah Indonesia merdeka, tahanan eks KNIL itu dibebaskan.
Paska kemerdekaan, kerabat para veteran KNIL itu ikut menghuni eks gedung STOVIA. Mereka menyulap sebelas bangsal di sana menjadi petak-petak hunian dengan cara membuat sekat pemisah dari papan.
Satu petak ditempati satu keluarga. Satu bangsal–paling kecil luasnya seukuran lapangan tenis–menampung sedikitnya lima keluarga. Setelah bangsal penuh, penghuni baru merambah dengan cara mendirikan bangunan mini dari kayu di atas tanah di dalam kawasan itu.
Menurut Heri, warga sekitar gedung STOVIA yang ditemui CNN Indonesia pada medio Oktober lalu, adalah mantan Gubernur Ibu Kota Jakarta nan flamboyan Ali Sadikin yang kemudian mengubah wajah pemukiman eks KNIL di Stovia.
Sadar bahwa gedung itu merupakan bangunan bersejarah, Bang Ali dengan berani melakukan relokasi terhadap para warga STOVIA. Sekitar pertengahan tahun 1973, para warga direlokasi ke Perumahan Permata di Cengkareng, Jakarta Barat. Lantaran mayoritas dari para warga berasal dari Maluku, maka disebutlah kawasan itu dengan nama Kampung Ambon.