GOLKAR TERBELAH

Misbakhun: Sahkan Dulu Golkar yang Mana, Baru Islah

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 15:42 WIB
Golkar punya matahari kembar: Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Koordinasi partai beringin di DPR jadi sulit. Kedua kubu mengincar legitimasi Kemenkumham.
Aburizal Bakrie disebut telah memikirkan kemungkinan terburuk soal terbelahnya Golkar. (Antara/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Golkar kubu Aburizal Bakrie, Misbakhun, menyatakan masih ada peluang damai antara dua kubu di Golkar. Namun sebelum berdamai, menurut dia, pemerintah harus lebih dulu memutuskan kubu Golkar di bawah kepemimpinan siapa yang sah.

Saat ini Golkar terbelah antara kepengurusan hasil Munas Bali di bawah Aburizal Bakrie sebagai ketua umum, dengan kepengurusan hasil Munas Jakarta yang dipimpin oleh Agung Laksono.

“Pemerintah sahkan dulu Golkar yang mana. Baru nanti kami akan bicarakan (penyelesaian) konflik secara internal,” kata Misbakhun, Kamis (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan politikus PKS itu yakin, jika dua kubu bertikai di Golkar punya tujuan dan mimpi sama, maka islah dapat tercapai. “Semangat kami sama untuk membangun Golkar. Jika semangatnya sama, maka tidak ada yang membedakan,” ujar Misbakhun.

Ia oprimistis Golkar akan bersatu kembali. Meski demikian Misbakhun yakin Munas Bali yang ia ikuti adalah yang sah. "Saya peserta Munas Bali dan yakin semua peserta yang hadir 100 persen punya mandat sah dari Dewan Pimpinan Daerah tingkat I, tingkat II, serta organisasi masyarakat Golkar,” kata Misbakhun.

Untuk diketahui, kubu Aburizal dan Agung sama-sama sudah mendaftarkan permohonan pengesahan kepengurusan versi mereka masing-masing ke Kementerian Hukum dan HAM. Namun Kemenkumham akan lebih dulu menunggu keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait gugatan kubu Agung atas Munas Bali, sebelum mengeluarkan keputusan kubu mana yang harus disahkan.

“Saya yakin Aburizak Bakrie menang,” kata Misbakhun. Namun, imbuhnya, Aburizal sendiri tidak mau berandai-andai dan telah memikirkan kemungkinan terburuk dari keputusan Kemenkumham.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER