Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam. Namun pemerintah tidak serius dalam upaya pencegahan yang terlihat dari alokasi anggaran yang minim.
"Idealnya anggaran bencana adalah 1 persen dari APBN atau APBD. Selama ini hanya 0,02-0,03 persen per tahun," kata Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (15/12).
Dengan persentase anggaran seperti itu, sulit bagi Indonesia menangani bencana yang kerap terjadi. BNPB mengantongi dana Rp 2,5 triliun per tahun untuk penanggulangan bencana. "Jumlah itu untuk seluruh Indonesia. Dana
on call Rp 1,5 triliun," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sutopo, anggaran sangat jauh dibanding total kebutuhan penanganan bencana di seluruh Indonesia yang mencapai Rp 15 triliun per tahun. "Untuk bisa menjangkau seluruh Indonesia tidak cukup," ujarnya.
Sutopo menyarankan pemerintah mencontoh Amerika Serikat. Alokasi dana bencana merupakan salah satu investasi pembangunan.
"Dengan alokasi dana sebesar US$ 1 juta, mereka mampu mengurangi kerugian bencana sebesar US$ 7 juta sampai US$ 40 juta," katanya.
Sutopo mengingikan pemerintah Indonesia dapat mencontoh kebijakan anggaran yang dibuat AS. Anggaran sebesar itu dapat dialokasikan untuk mengurangi longsor dan banjir.
Dana BNPB mengalami kenaikan sejak tahun 2008. Saat awal didirikan, BNPB hanya mengantongi dana Rp 91 miliar.