Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun depan akan menjadi pertaruhan bagi Partai Demokrat. Pasalnya, 2015 akan menjadi jalan persimpangan untuk pergantian nahkoda baru partai berlambang bintang mercy tersebut.
Kader Partai Demokrat Marzuki Alie, Sys NS, Ahmad Mubarok, dan Gede Pasek berencana mencalonkan diri untuk menggantikan Ketua Umum saat ini Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, bukan tanpa hadangan, kader-kader tersebut akan menghadapi SBY, yang diyakini membawa jalan aklamasi dalam pemilihan ketua umum periode 2015-2020.
"Pak SBY yang paling kuat tidak ada lagi. Kita juara di 2004, tapi saat begundal-begundal itu masuk kita kalah, sudah jelas SBY maju pasti aklamasi," kata juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul kepada CNN Indonesia, Rabu (17/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begundal yang dimaksud oleh Ruhut adalah merujuk kepada para kader yang tersangkut kasus korupsi, seperti Anas Urbaningrum termasuk kepada Tri Dianto yang telah dipecat. Tak hanya itu, Ruhut menganggap gerbong Anas sebagai perampok partai yang telah berhasil menghancurkan Demokrat.
"Anas dan lainnya jadi rampok pas masuk. Kalau orang yang bekerja untuk Demokrat, saya jamin semua orang setuju Pak SBY, karena kita tahu kerja SBY."
Meskipun dirinya tidak ingin menutup pintu bagi kader lain yang hendak berkompetisi untuk merebut kursi ketua umum, Ruhut berpendapat niat itu segera diurungkan. Dengan keyakinan tinggi, Ruhut memastikan bahwa pada 2015, SBY akan terpilih kembali. Pun jika SBY tidak lagi maju, Ruhut menilai jajaran keluarga Cikeas cocok untuk menggantikannya.
"Kader kampret yang tidak mengakui jasa SBY. Saya rasa jika Pak SBY tidak maju lagi, di situ ada Ibu Ani, Pramono Edhi, Ibas, dan Agus. Itu berkualistas, ingat partai ini hadir karena SBY, tidak ada yang bisa dibantah," Ruhut menegaskan.