Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar kubu Agung Laksono masih berharap tercapai kata damai dengan kubu Aburizal Bakrie melalui perundingan. Meski selama ini masih banyak yang diperdebatkan, perubahan diharapkan bakal terjadi.
Sekretaris Jenderal Golkar Zainuddin Amali mengatakan dinamika masih bisa terjadi dalam perundingan antar dua kubu tersebut. Terkait nada pesimistis yang dilontarkan kubu Aburizal Bakrie, Amali enggan menanggapi.
"Pernyataan (pesimistis) itu belum sampai pada rundingan resmi, baru pernyataan yang keluar dari mulut saja," kata Amali saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Kamis (18/12). Ia yakin dalam perundingan nanti pasti akan ada perubahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam perundingan resmi pasti akan ada dinamika yang terjadi," ujarnya.
Sayangnya Amali belum bisa memastikan kapan akan diadakan pertemuan antara juru runding dari kubu Agung dan kubu Aburizal. Alasannya adalah karena kubu Agung lebih bersikap pasif dalam perundingan tersebut.
Menurut Amali saat ini kubu Agung lebih bersikap menunggu. "Posisi kami saat ini sama, tidak ada yang lebih tinggi," ujarnya. Amali juga memastikan pengurus harian DPP Partai Golkar tidak akan libur akhir tahun demi perundingan tersebut. "Kami siap kapan saja karena kami sudah sepakat," katanya.
Sebelumnya Bendahara Umum Golkar kubu Aburizal Bambang Soesatyo mengaku pesimistis perdamaian partai berlambang pohon beringin tersebut bisa selesai di Mahkamah Partai. Alasannya karena kedua kubu sama-sama keras dan merasa paling benar.
"Menurut saya jalan terbaik agar kekisruhan ini melalui jalan hukum langsung melalui pengadilan," katanya.
Saat ini kedua kubu sudah menyiapkan masing-masing juru runding untuk menyelesaikan masalah internal Partai Golkar. Kubu Aburizal Bakrie mengutus dua orang yakni MS Hidayat dan Sharif Cicip Sutarjo. Sedangkan kubu Agung mengirim lima orang yaitu Agun Gunandjar, Andi Mattalatta, Yorrys Raweyai, Ibnu Munzir, dan Priyo Budi Santoso.