Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengatakan, banyak produk makanan dan minuman kedaluwarsa beredar jelang perayaan hari natal dan peringatan tahun baru 2015.
Hasil intensifikasi pengawasan pangan yang dilakukan BPOM hingga 19 Desember lalu menunjukkan, produk pangan dengan masa konsumsi yang telah lewat ini mencapai 1.558 item atau sebanyak 49.647 kemasan.
"Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Saya mengimbau masyarakat untuk memeriksa label sebelum membeli," ujar Roy di kantor Balai Besar BPOM, Jakarta, Senin (22/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang dipaparkan Roy memperlihatkan, temuan produk pangan kedaluwarsa ini meninggi 57 persen daripada periode yang sama pada 2013 silam, yakni 31.604 kemasan.
Meski demikian, angka produk pangan kedaluwarsa ini tidak setinggi hasil intensifikasi pangan yang BPOM lakukan jelang Ramadan dan Idul Fitri kemarin. Ketika itu, BPOM menemukan 104.587 kemasan yang telah basi. Jenis produk yang kedaluwarsa yang paling banyak ditemukan antara lain minuman dan makanan ringan, mie instan, dan susu UHT.
Jayapura menjadi lokasi dengan jumlah pangan kedaluwarsa terbanyak. Di kabupaten yang berada di Papua Barat ini, BPOM menemukan 19.330 kemasan pangan tak layak konsumsi. Makassar, Ambon, dan Kupang berturut-turut menyusul di urutan berikutnya.
Menurut Roy, tingginya jumlah produk kedaluwarsa ini disebabkan jauhnya jarak antara sentra produksi dan pasar. Terlebih lagi, sulitnya akses transportasi membuat distribusi terhambat sampai tujuan.
Namun bila mengacu pada lokasi tersebut tidak sepenuhnya tepat. Nyatanya, dua wilayah di kawasan Indonesia barat dan tengah yaitu Yogyakarta dan Denpasar, masuk dalam daftar 16 besar daerah dengan temuan produk pangan kedaluwarsa terbanyak.