Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, proses penyelidikan dan penyidikan terharap para anggotanya yang terlibat bentrokan dengan anggota Polri di Batam telah selesai. Berkas-berkas penyidikan dua kasus ini sudah diserahkan kepada oditur militer sehingga persidangan bisa segera dimulai.
TNI dan Polri dua kali bertikai di Batam, Kepulauan Riau, dalam kurun empat bulan terakhir. Bentrokan pertama terjadi 19 September lalu terkait penjagaan gudang bahan bakar minyak ilegal. Berdasarkan rekomendasi tim investigasi gabungan TNI-Polri, Gatot menuturkan, ditemukan satu perwira dan satu tamtama yang diduga bertanggungjawab atas kejadian ini.
"Mereka tinggal menunggu persidangan," katanya sebelum mengikuti Rapat Pimpinan TNI Tahun Anggaran 2015 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (22/12). Tak hanya menyeret para pelaku ke pengadilan militer, Gatot mengatakan panglima kodam dan komandan korem di wilayah tersebut pun sudah dicopot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanganan bentrokan kedua antara Batalyon Infanteri (Yonif) 134 Tuah Sakti dan Brimob Polda Kepulauan Riau juga memasuki tahap yang sama. Bedanya, Gatot melakukan bongkar pasang besar-besaran di batalyon ini.
"Sekitar 100 orang yang terindikasi terlibat kasus ini akan dipindahkan ke Indonesia bagian timur, agar penyakitnya tidak menular. Komandan batalyon juga sudah diganti," tuturnya mengungkapkan.
Selain itu, sebanyak 570 personel Yonif 134 Tuah Sakti kini sedang diasingkan ke Pusat Pendidikan Pasukan Khusus di Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di tempat ini, mereka akan dilatih menjadi pasukan raider. Pelatihan ini digelar menyusul keputusan Gatot untuk mengubah Batalyon Infantri Tuah Sakti menjadi Batalyon Raider.
Gatot menambahkan, tim investigasi peristiwa yang terjadi 19 November lalu ini menemukan fakta, terdapat 120 prajuritnya yang mengontrak tempat tinggal di kompleks batalyon.
"Untuk memperbaiki hal ini, kami sedang membangun 120 rumah dengan fasilitas seperti kolam renang. Dalam empat bulan harus sudah siap. Jadi, saat pasukan pulang dari Batujajar, tidak ada yang menginap di luar lagi," ujarnya.