Jakarta, CNN Indonesia -- Perundingan di antara sepuluh juru runding kedua kubu di Partai Golkar berakhir secara positif. Juru runding Aburizal Bakrie, Theo L Sambuaga mengatakan persentase untuk menyelesaikan masalah melalui pengadilan sudah berkurang.
"Iya bisa dikatakan seperti itu. Itu menjadi jalan terakhir apabila tidak dapat diselesaikan," ujar Theo saat ditemui di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa malam (23/12).
Fredy Latumahina pun mengatakan kubu Ical tidak menginginkan untuk menempuh jalur pengadilan, karena dalam perundingan tadi, ia melihat kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan islah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah sudah serahkan ke kedua belah pihak kalau mau lanjut ke pengadilan, silakan. Tapi kami tidak mau itu. Dua-duanya sepakat kalau kami masih bisa islah," tuturnya.
Senada, Juru runding kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso juga menghindari penyelesaian perkara dualisme ini melalui pengadilan. Seperti yang pernah ia sampaikan bahwa terlalu besar biaya politik dan sosialnya yang harus dibayar oleh Golkar apabila harus menempuh jalur pengadilan untuk menyelesaikan kisruh dualisme ini.
"Itu lama, nanti jadi halangan besar karena banyak pilkada sehingga Golkar tak bisa mengusung calon," sebut Priyo.
Perundingan di antara kedua kubu tersebut berlangsung selama dua jam di Kantor DPP Golkar. Ada banyak hal-hal yang telah disepakati dalam perundingan tersebut.
Namun, hal-hal yang bersifat substansif seperti cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan dualisme kepengurusan ini, dan apakah akan tetap di Koalisi Merah Putih akan dibahas dalam perundingan selanjutnya pada 8 Januari 2015 mendatang.