PERAYAAN NATAL

Haru Tangis Warnai Perayaan Natal di Rutan Cipinang

CNN Indonesia
Kamis, 25 Des 2014 20:32 WIB
Kebaktian Natal yang diikuti sebanyak 300 narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Cipinang, Jakarta Timur dipenuhi keharuan.
Lilin dinyalakan dan umat Kristiani mellantunkan lagu Malam Kudus saat ibadah malam natal di GPIB Immanuel Jakarta, Rabu, 24 Desember 2014. Gereja di wilayah Jakarta dan sekitarnya mendapat penjagaan oleh pihak kepolisian selama 24 jam. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebaktian Natal yang diikuti sebanyak 300 narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Cipinang, Jakarta Timur dipenuhi keharuan. Narapidana dan keluarga mereka sama-sama tak kuasa menahan sedih. Air matapun jatuh.

Kristin, perempuan berusia 25 tahun termasuk salah satu anggota keluarga napi yang tampak terisak. Kepada CNN Indonesia dia mengatakan kesedihannya melihat kakak lelakinya masih ditahan di penjara di hari Natal ini.


"Sedih rasanya tahun ini harus Natal di Rutan karena kakak laki-laki saya belum keluar penjara," kata Kristin di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (25/12). Biasanya, Kristin merayakan Natal dengan makan bersama dengan keluarga besarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia juga mengaku senang karena bisa merayakan Natal bersama keluarga besarnya. Hari ini, ia datang bersama 10 keluarganya, yang terdiri dari ibu, ayah, saudara, dan keponakan.

"Kakak saya ditahan karena dituduh menjual telepon seluler rekondisi. Sekarang belum divonis. Baru empat bulan mendekam di Rutan. Biarlah hukum yang menilai nantinya," kata Kristin.

Senada dengan Kristin, Selva (19) juga merasa terharu saat menjalani Natal dengan keluarganya di Rutan. "Senang bisa bertemu Papa dan merayakan Natal bersama keluarga. Rasanya seperti Natal tahun-tahun sebelumnya, bisa berkumpul bersama," kata gadis yang berdomisili di Bogor ini.

Hari ini Selva datang bersama ibu dan adik-adiknya. "Hampir menangis tadi di dalam. Namun saya lihat ayah dan ibu saya tegar. Mereka tidak menangis," katanya.

Ayah Selva telah menjalani hukuman sejak November 2013. "Ayah kena kasus penggelapan uang. Seharusnya sebentar lagi masa tahanannya habis," kata Selva dengan suara lirih.

Selva bercerita banyak perubahan yang terjadi semenjak sang ayah mendekam di bui. "Kehilangan Papa itu seperti kehilangan harga diri. Adik-adik saya sering diejek di sekolah," katanya.

Selva pun terpaksa menunda niatnya melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah karena alasan himpitan ekonomi. "Sekarang saya kerja dulu. Semoga nanti saat Papa bebas, saya bisa kuliah," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Meski merayakan Natal di Rutan, Selva mengaku tidak kehilangan esensi Natal. "Inti Natal yang saya dapatkan kali ini adalah kebersamaan dengan keluarga. Yang paling penting dapat merayakan momen ini dengan keluarga," katanya.

Ia pun telah ikhlas menerima kenyataan bahwa sang ayah harus hidup di balik jeruji besi. "Mungkin Papa salah. Hukum menjeratnya. Semua orang bisa melakukan kesalahan," katanya.

Di sisi lain, Ria (55) dari Yayasan Kristen Majesty Ministry mengungkapkan para narapidana di Rutan Cipinang sangat bersemangat mengikuti ibadah Natal. "Mereka sangat bersemangat menyanyikan puji-pujian," katanya.

Setiap bulan, pihaknya melakukan pelayanan dengan mengadakan kebaktian di Rutan ini. "Selalu ramai. Ada sekitar 200 orang yang ikut ibadah tiap hari Minggu. Mereka harus dikuatkan," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER