PESAWAT HILANG

Pilot: Banyak Hal Bisa Terjadi dalam Lima Menit

CNN Indonesia
Minggu, 28 Des 2014 20:35 WIB
Lima menit adalah jeda waktu saat kontak terakhir pilot QZ8501 untuk minta tambah ketinggian dengan waktu saat pesawat hilang kontak.
Pesawat AirAsia parkir di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu, 28 Desember 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menunggu izin menambah ketinggian sebuah pesawat adalah salah satu tantangan pilot pesawat terbang. Selama ini izin belum keluar, seorang pilot harus bisa mengantisipasi apa yang seharusnya dilakukan.Termasuk kejadian 

Pilot senior Garuda Indonesia, Stephanus Gerardus Setitit, Minggu (29/12), mengatakan salah satu antisipasi yang harus dilakukan pilot salah satunya adalah menghindari awan berbahaya.

Menurutnya, izin untuk belok kanan atau kiri biasanya cepat diberikan oleh pengatur lalu lintas udara (ATC). Pasalnya untuk berganti arah ada area kosong seluas 30 mil ke kanan dan kekiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun berbeda dengan izin untuk naik atau turun ketinggian. "Harus seizin dari ATC itupun tidak bisa cepat diberikan," kata Stephanus kepada CNN Indonesia.

Untuk kasus AirAsia QZ8501 bukan hanya dari ATC Jakarta izin didapatkan. Izin juga harus didapat dari ATC di Bandara Changi Singapura. Pasalnya lokasi di titik terakhir hilang kontak, sudah dekat dengan perbatasan Singapura.

"Harus ada kepastian tidak ada pesawat di level (ketinggian) itu," kata Stephanus.

Diketahui sebelum hilang kontak, QZ8501 minta izin untuk naik ketinggian dari 32 ribu kaki ke 38 ribu kaki. Pilot meminta izin ini setelah mendapat izin belok kiri untuk menghindari awan. Awan yang diperkirakan Stephanus adalah awan aktif yang bisa berbahaya jika ditembus.

Kontak terakhir pilot dengan ATC Jakarta pada pukul 06.12 WIB saat minta izin merubah ketinggian. Namun izin belum diberikan, pada pukul 06.17 WIB pesawat hilang kontak. Pesawat dinyatakan hilang hampir satu jam tak ada kontak dari pilot pesawat tersebut.

Selama lima menit menunggu izin dari ATC, menurut Stephanus banyak hal bisa terjadi. Apalagi jika benar pesawat itu terjebak dalam cuaca buruk. Saat ini sudah sepuluh jam lebih berlalu sejak pesawat dinyatakan hilang. Stephanus memastikan, dengan waktu selama ini, pesawat besar kemungkinan mengalami kecelakaan. "Tinggal menunggu Tim Basarnas saja menemukan pesawat," kata pilot yang biasa mengendarai Airbus A330 ini.

Sementara itu pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo menyatakan, permintaan naik ketinggian memang belum disetujui oleh ATC Jakarta. Pasalnya pada ketinggian 38 ribu kaki, masih ada pesawat lain yang sedang terbang.

"Di ketinggian 38 ribu (kaki) itu kondisinya masih padat, makanya tidak kami izinkan untuk naik," kata Djoko di kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Minggu petang (28/12).

Pesawat AirAsia tersebut hilang dari radar saat berada di koordinat 03.36.31 Lintang Selatan dan 109.41.46 Bujur Timur. Lokasi tersebut diperkirakan berada di antara Tanjung Pandan dan Pontianak.

Saat ini Total ada tujuh pesawat terbang, dan beberapa kapal laut yang diterjunkan ke lokasi untuk mencari pesawat tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER