Jakarta, CNN Indonesia -- Air Traffic Controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta belum memberi izin kepada pesawat AirAsia QZ8501 untuk menaikkan ketinggian sesaat sebelum hilang kontak, Minggu (28/12) pagi.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Djoko Murjatmodjo. Dalam percakapan terakhir terungkap adanya permintaan dari pilot pesawat AirAsia QZ 8501, Irianto, kepada ke ATC.
Irianto meminta untuk menggeserkan posisi pesawatnya ke kiri dari jalur terbang dan menaikkan ketinggian dari 32 ribu kaki ke 38 ribu kaki.
Tindakan itu dilakukan Irianto, berdasarkan data percakapan yang terekam pihak ATC, untuk menghindari awan tebal yang tepat menutupi jalur penerbangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk yang bergeser ke kiri sudah disetujui, tapi yang minta ke atas tak disetujui karena masih ada pesawat di atas. Masih ada
traffic," ujar Djoko.
Sesaat setelah meminta izin menaikkan ketinggian, pesawat QZ8501 lantas tak terdeteksi radar. Saat itu berdasarkan data cuaca, kata Djoko, memang tak bagus. "Banyak awan kumulonimbus," ucapnya.
Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura resmi dinyatakan hilang pada 07.55 WIB. Saat kontak dengan ATC Bandara Soetta diketahui, pesawat terbang dengan ketinggian 32 ribu kaki pada pukul 06.12 WIB. Kemudian, pada pukul 06.16 WIB, pesawat masih terlihat di layar radar.
Baru pada pukul 06.17 di layar hanya tampak sinyal ADS-B. "Saat itu pesawat sekaligus hilang kontak dengan ATC," kata Djoko.
Setelah itu, pada pukul 06.18 pesawat hilang dari radar, hanya tampak flight plan track saja. Hingga saat ini lokasi keberadaan pesawat belum ditemukan. Pihak berwenang menyebut belum ada petunjuk baik dari tim pencari di darat maupun laut.