TEROPONG 2015

Negeri Demokrasi Minim Regenerasi

CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2014 12:33 WIB
Regenerasi di tubuh partai politik di Indonesia sulit terwujud. Masing-masing partai dinilai terjebak memelihara trah kekuasaannya sendiri.
etua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada yang membantah jika Indonesia hadir secara fisik sebagai negara besar yang menempatkannya beberapa rekor tersendiri. Jumlah pulau terbanyak, penduduk muslim terbesar dan menjadi negara demokrasi terbesar dengan penduduk muslim, adalah sebagian dari banyak kebanggan terlahir di republik ini, pun perihal demokrasi dalam kehidupan politiknya.

Sementara itu partai politik tidak bisa dipisahkan dalam iklim demokrasi. Partai bahkan disebut dan diatur serta diposisikan sebagai pilar penyangga demokrasi di Indonesia.

Kenyataan itu semakin kuat saat UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol disahkan. Beleid terbut memastikan presiden hanya bisa terpilih melalui kereta partai. Namun, nyaris selama 15 tahun pascareformasi, level elite parpol ternyata dikuasai segelintir orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebut saja Partai Golkar yang kembali mandapuk Aburizal Bakrie menjadi ketua umum untuk kedua kalinya, meski belakangan ada keompok tandingan yang mencalonkan elite lain bernama Agung Laksono. Agung dan Ical merupakan dua individu yang mewakili satu generasi. Tak adanya regenerasi di tubuh partai beringin layak menjadi catatan.

Matahari kembar terjadi pula di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Golongan muda pimpinan Romahurmuziy melawan kubu lawas Suryadharma Ali yang mendapuk Djan Faridz sebagai ketua umum partai Kabah ini. sebagai catatan, konflik ini muncul lantaran tak jalannya regenrasi politik secara mulus. Lagi-lagi soal regenerasi.

Hajat besar memilih bosa partai bakal dilanjutkan partai-partai lainnya di 2015. Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Hanura dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan rencananya akan menggelar pesta lima tahunannya. Namun berdasarkan pergerakan politik belakangan hampir dipastikan pemuncak partai pada 2015,

Mirisnya, dari kelima partai yang akan menyelenggarakan kongres atau musyawarah, hampir dipastikan keputusan mereka adalah menunjuk para petahana dengan wajah lama.

Partai Demokrat semisal yang memberikan sinyal terhadap Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi ketua umum sampai 2020. Bagaimana dengan Gerindra? Hal yang sama sepertinya akan terjadi di partai kepala garuda. Wakil ketua umumnya, Fadli Zon memberikan sinyal kepastian Prabowo Subianto akan memimpin partai yang baru mengikuti dua kali pemilihan umum ini.

Setali tiga uang, begitu pula dengan Partai Hanura. Dalam beberapa kesempatan, secara tegas dikatakan langsung oleh Ketua Umumnya Wiranto, mantan Panglima ABRI ini mengklaim atas permintaan kadernya siap dan akan kembali memimpin partai. ini artinya, kaum tua masih mendominasi.

Begitu pula dengan Partai Aamanat Nasional. Meski ada beberapa calon yang kuat, seperti Zulkifli Hasan dan Drajad Wibowo, tongkat kekuasaan PAN sepertinya masih akan diteruskan oleh ketua umum lamanya, Hatta Rajasa yang dianggap memiliki kiprah paling moncer dari semua kandidat yang ada.

Untuk itu, Hatta Rajasa mengamini bahwa dirinya akan kembali maju mencalonkan diri sebagai ketua umum PAN selanjutnya.

Selama 15 tahun lebih setelah reformasi, nama-nama itu saja yang terus terbentang di layar politik Indonesia. Prabowo, Wiranto, Hatta Rajasa, Megawati, SBY dan Ical ibarat mempunyai jurus tersendiri untuk berjalan tanpa hambatan agar tetap berada di tampuk kekuasaan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER