Jakarta, CNN Indonesia -- Proses evakuasi terhadap penumpang dan pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan pada Selasa (30/1) siang ini sudah mulai dilakukan. Basarnas selaku koordinator proses pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 mengatakan bahwa hambatan utama bagi mereka di lapangan adalah cuaca yang buruk.
Salah satu hambatan yang ditemui oleh tim evakuasi besarnya ombak yang berada di Laut Jawa lokasi ditemukannya pesawat AirAsia QZ8501. Selain itu, kecepatan ombak bawah laut di perairan selatan Pangkalan Bun cukup kuat.
"Kecepatan ombak di wilayah penemuan (AirAsia QZ8501) antara 4 sampai 6 knot. Jika (kecepatan ombak) di atas 4 knot itu membahayakan penyelam," jelas Kepala Divisi Operasi Basarnas, Tatang Zaenudin, kepada CNN Indonesia di kantor pusat Basarnas, Jakarta, Selasa (30/12) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membahayakan para penyelam, derasnya ombak juga berpotensi menggeser lokasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hingga kini belum diketahui posisi pastinya. Untuk meminimalisir potensi pergeseran pesawat, Basarnas dan tim evakuasi memfokuskan pencarian pesawat dan evakuasi di sektor V yang berada di Laut Jawa selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Penambahan armada dan personil evakuasi telah dilakukan oleh Basarnas, TNI, dan pihak-pihak lain yang membantu. Hingga malam ini diketahui ada tiga tambahan kapal laut yang berangkat dari Jakarta menuju perairan di selatan Pangkalan Bun untuk mencari badan utama pesawat.
Hingga saat ini diketahui telah ada tiga benda dari AirAsia QZ8501 yang berhasil diamankan oleh tim evakuasi di bawah koordinasi Basarnas. Berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Pusat, hingga Selasa (30/13) malam ini telah dievakuasi tiga jasad.
Perkembangan proses evakuasi benda dan penumpang AirAsia QZ8501 akan disampaikan Basarnas Pusat pada Rabu (31/12) pagi nanti.
 Seorang awak pesawat Hercules C-130 melakukan pemetaan ketika mengikuti pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung, Senin (29/12). Tim pencari dari TNI AU yang mengerahkan enam pesawat menemukan tumpahan minyak di perairan sebelah barat Belitung, namun belum bisa dipastikan sebagai bahan bakar pesawat AirAsia yang hilang kontak. ANTARA FOTO/Wahyu Putro |