AIRASIA DITEMUKAN

Tim Evakuasi Tak Bisa Negosiasi dengan Alam

CNN Indonesia
Rabu, 31 Des 2014 16:50 WIB
Pencarian yang dilakukan lewat udara akan dilanjutkan besok pagi. Angin kencang dan awan tebal menghalangi pencarian.
Angin kencang di area evakuasi diketahui berkekuatan 25 knot/jam menerpa ke arah timur. Pada ketinggian 100-500 kaki, kecepatan angin tergolong cepat. Kondisi tersebut membuat tim evakuasi tidak dapat meneruskan pencarian lewat udara. (Reuters/Beawiharta)
Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Pencarian jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ-8501 Rabu (31/12) sore ini dipastikan terhadang cuaca buruk. Awan tebal, hujan lebat, angin kencang, dan amukan ombak memaksa tim evakuasi gabungan menunda upaya pencarian, beberapa kali.

Kapten Penerbang Tatag Onne S, dari Skuadron Udara 8, mengaku terpaksa kembali ke Pangkalan Bun setelah dihadang cuaca buruk. "Kami tidak bisa bernegosiasi dengan alam," kata Tatag. Helikopter Puma yang dia kendalikan terpaksa balik kanan ke Pangkalan Bun setelah cuaca buruk menghadang saat akan melakukan evakuasi lima jenazah yang kini masih berada di KRI Bung Tomo.

Angin kencang di area evakuasi diketahui berkekuatan 25 knot/jam menerpa ke arah timur. Pada ketinggian 100-500 kaki, kecepatan angin tersebut tergolong cepat. "Kami tentunya tidak ingin mengambil risiko. Apalagi misi kami saat ini mengevakuasi jenazah," ujar Tatag.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kecepatan 120 knot per jam, butuh waktu satu jam untuk Heli Puma yang dikendarai Tatag menuju titik lokasi penemuan jenazah. Jarak tempuh itu dipastikan menjadi semakin berat dengan kondisi cuaca saat ini. "Alam tidak bisa diprediksi. Semua bisa berubah dalam hitungan menit," katanya.

Saat ini, terparkir delapan armada TNI AU di Pangkalan Bun. Empat helikopter jenis Super Puma, Puma, Bolco dan MI 35. Tiga sisanya pesawat berjenis Fix Wing, dua Hercules dan satu CN 235. "Kami memilih untuk tidak mengudara hari ini. Pencarian akan dilanjutkan besok. Menanti matahari terbit," ujar Tatag.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER