Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional tengah fokus pada evakuasi penumpang pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501. Hari ini, keberangkatan sejumlah kapal terkendala cuaca buruk.
Jasad yang telah ditemukan di perairan di kawasan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah juga belum dapat diterbangkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur karena alasan cuaca.
Bagaimana persiapan RS Bhayangkara yang menjadi pusat identifikasi jasad korban? Bagaimana proses identifikasi berlangsung? Berikut wawancara jurnalis CNN Indonesia Rosmiyati Dewi Kandi dengan Koordinator Ante Mortem Ajun Komisaris Besar dr Ony Swasono, Rabu (31/12):
Bagaimana tim medis menyiapkan kebutuhan untuk identifikasi korban?Saat ini para medis maupun medis sudah berjumlah sekitar 60 orang. Tim kami berasal dari 39 polres di Jawa Timur dan 11 RS Bhayangkara. Yang kami hubungi adalah mereka yang sudah pernah melakukan kegiatan ini. Kami panggil mereka. Sementara ada grup lain yang siap untuk merapat ke sini untuk back up. Dari RS Porong, Lumajang, Kediri, Nganjuk, dan Bondowoso. Kami kumpulkan ke sini, mereka langsung datang. Surat tugas resmi akan menyusul karena ini kondisi darurat.
 Petugas Basarnas menurunkan jenazah yang dievakuasi dari KRI Bung Tomo tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu, 31 Desember 2014 akan di bawa ke RSUD Sultan Imanudin. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Tim medis ini akan melakukan apa saja selama proses identifikasi?Tim ini terdiri dari, istilah kami, para polisi organik dan pegawai negeri sipil (PNS). Mereka telah dan akan terlibat dalam proses identifikasi hingga kami memiliki laporan yang resmi, yang legalisasinya dapat dipertanggungjawabkan. Kami akan memastikan terhadap korban yang meninggal mengenai apa yang menyebabkan mereka meninggal. Kami akan memberi penjelasan secara medis. Mereka akan kami tangani hingga mendapat surat kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah sudah dapat informasi kapan jasad-jasad itu akan tiba di RS Bhayangkara?Untuk itu kami sifatnya menunggu dari Pangkalan Bun. Kapolsek Sedati yang membawai bandara akan menghubungi kami, kami akan berkoordinasi. Sejauh ini kami tahu ada informasi yang simpang siur mengenai jumlah yang mau dievakuasi ke Surabaya. Tetapi tugas kami hanya menampung, menerima, dan menginventarisir. Kami belum tahu kapan akan dibawa ke sini karena semua ini terkait dengan cuaca. Tapi jika ditanya apakah kami siap jika hari ini ada jenazah yang datang? Iya, kami sudah siap.
Sambil menunggu, persiapan apa saja yang sudah dilakukan tim secara teknis di lapangan?Kami sudah menyiapkan ambulans yang akan stay di Bandara Juanda. Kami sudah siagakan contact person kami di sana. Kami sudah memiliki kerja sama dengan ambulans itu untuk menunggu arahan dari Pangkalan Bun. Kami tahu jumlah semua penumpang adalah 162 orang, maka kami sudah siapkan ambulans sebanyak itu. Semua dari lintas sektor akan bergerak setelah ada arahan. Selain ambulans kami juga sudah siap dengan pengawet jenazah yang sudah ada di RS Bhayangkara.
Bagaimana dengan kesiapan ruangan di RS Bhayangkara?Secara umum kami sudah siap dengan kebutuhan terkait identifikasi jenazah. Kami juga kan sudah bekerja sejak hari pertama. Hari ini sudah memasuki hari keempat. Persiapan kami maksimalkan agar semakin baik. Kami akan perlakukan setiap jenazah dengan baik, dengan layak. Kami sudah siapkan tempat penyimpanan sementara atau temporary storage. Karena tidak mungkin kami biarkan jenazah terkena udara, kami antaisipasi agar identifikasi dapat berlangsung dengan baik.
Seperti apa temporary storage yang disiapkan?Temporary storage yang kami maksud berupa peti dengan pendingin. Ada tiga yang kami siapkan, yaitu dua peti berukuran 20 feet dan satu peti berukuran 40 feet. Kami ingin memastikan semua sesuai standar.
 Petugas Basarnas menurunkan jenazah yang dievakuasi dari KRI Bung Tomo tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu, 31 Desember 2014 dan akan di bawa ke RSUD Sultan Imanudin. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Berapa anggota tim medis dan para medis yang akan mengidentifikasi satu jasad?Yang pasti di kamar jenazah akan ada spesialis forensik, antropololgi forensik, psikologi forensik, dan ahli DNA. Jumlahnya sekitar tujuh orang yang expert. Mereka akan dibantu juga oleh paramedis yang jumlahnya bisa lima orang. Total bisa 12 orang. Tenaga ahli akan mengarahkan, dan paramedis akan menjadi operator. Akan ada visum et repertum, penyebab kematian apa, dari sana kelihatan.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses identifikasi?Namanya mengidentifikasi, berarti kami menyamakan dua data yang kami miliki. Data ante mortem yang ditangani tim akan masuk ke kamar jenazah. Sementara di kamar jenazah ini yang akan catat apa-apa yang ditemukan di tubuh korban, bagaimana secara fisik dan yang kami temukan semua dicatat.
Secara fisik, nanti DNA juga diambil dari pihak korban, sampelnya. Data dari ante mortem yang kami dapat sekarang di Crisis Center di Bandara Juanda. Kami dapat dari keterangan keluarga. Yang kami tanyai adalah ciri-ciri fisik, umur, tinggi badan,jenis kelamin, rambut, bentuk wajah, bentuk badan, tanda lahir kalau ada, tahi lalat, pernah operasi atau tidak. Dengan keterangan ini, nanti kami akan cek kebenaran informasi ini dengan catatan dari tubuh korban. Untuk waktunya, kalau untuk forensik bergantung kondisi jenazah. Tapi pengalaman kami, 1-2 jam untuk forensik.