Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya proses evakuasi para korban pesawat AirAsia QZ8501 hari ini terhambat buruknya cuaca. Tak bersahabatnya faktor alam ini membuat evakuasi tidak berjalan maksimal.
Deputi Operasi Basarnas, Tatang Zaenudin, menyebutkan hujan cukup lebat dan gelombang laut di lokasi mencapai empat hingga enam meter dengan kecepatan angin 40 knot. “Cuaca ekstrim dan juga gelap sehingga evakuasi dengan heli tidak dapat dilakukan,” kata Tatang di markas Basarnas pusat di Jakarta, Rabu (31/12).
Tatang mengatakan tadinya semua jenazah dari kapal-kapal akan ditempatkan di KRI Banda Aceh. Namun karena cuaca buruk maka tidak memungkinkan dilakukan evakuasi pada jenazah. “Dan kita usahakan agar kapal-kapal tersebut merapat mendekati Teluk Dumai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tatang menjelaskan jarak antara Teluk Dumai-Pangkalan Bun yaitu 40 kilometer. Menurut Tatang masih banyak kapal yang berada di luar area yang bergelombang tinggi.
Tatang juga menyebutkan jumlah jenazah yang dapat dievakuasi baru tujuh orang hingga Rabu (31/12) pukul 18.00 WIB. Cuaca yang sangat buruk, dan ketinggian ombak yang mencapai 4-6 meter di daerah operasi tim gabungan, menjadi halangan proses evakuasi hari keempat ini.
Dari tujuh jenazah yang sudah dievakuasi, dua di antaranya telah berada di Surabaya, Jawa Timur, untuk dilakukan proses otopsi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim. Sedangkan kelima jenazah lainnya akan segera diangkut oleh kapal KN-224 milik Basarnas ke Pelabuhan Dumai.