Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Pesawat Hercules milik militer Singapura atau Republic of Singapore Air Force mendarat di posko evakuasi korban QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1), berbarengan dengan pemberangkatan empat jenazah korban ke Surabaya. (Baca:
Empat Jenazah Diterbangkan dari Pangkalan Bun ke Surabaya)
Pesawat itu membawa tujuh personel dan terbang dari kapal RSS Persistence milik Singapura yang saat ini juga sedang berada di lokasi pencarian QZ8501.
Begitu mendarat, personel militer Singapura menurunkan sejumlah peralatan. Singapura hendak membantu pencarian badan pesawat AirAsia QZ5801 yang serpihannya pertama kali ditemukan pada hari ketiga pencarian, Selasa (30/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Singapura datang untuk mengirimkan dua set
automatic underwater vehicle (AUV),” kata Koordinator Tim SAR Pangkalan Bun, Sunarbowo.
AUV merupakan alat pendeteksi sonar yang bisa digerakkan otomatis dari kapal. Daya jelajahnya bisa menjangkau kedalaman 100 meter dengan lebar sapuan 100 meter. “Alat itu bisa berfungsi untuk mendeteksi sinyal lemah di dalam laut. Tujuan kami mencari sinyal ELT,” ujar Sunarbowo.
Emergency Locator Transmitter (ELT) merupakan alat yang terpasang di salah satu bagian pesawat. Apabila pesawat menyentuh permukaan tanah atau air, ELT akan langsung memancarkan sinyal ke satelit.
Menurut Sunarbowo, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga memiliki alat yang sama dengan Singapura. “Sudah difungsikan sejak kemarin, namun tidak secanggih milik Singapura,” kata dia.
Alat tersebut ada di kapal Baruna Jaya milik BPPT yang kini juga sudah berada di lokasi pencarian. Selain itu, Indonesia menggunakan dua kapal TNI AL yang memiliki alat penyapu ranjau untuk mendeteksi logam. Seluruhnya akan dioptimalkan untuk mencari bagian-bagian pesawat QZ8501 di kedalaman laut.
“Perancis juga nanti akan bergabung dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Mereka membawa alat yang sama,” ujar Sunarbowo.
Sejauh ini alat pendeteksi sonar yang dimiliki Indonesia belum berhasil menemukan titik lokasi badan pesawat QZ8501. Oleh sebab itu pencarian badan pesawat kini mengandalkan alat dari Singapura itu.
(agk)