Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki hari kesembilan pencarian korban dan badan pesawat QZ8501, kotak hitam masih belum juga ditemukan. Pencarian kotak hitam membutuhkan waktu lama akibat sulitnya menangkap sinyal dari alat tersebut.
"Kesulitannya alat itu tidak bisa didengar dari jarak jauh. Makin dekat makin keras sinyalnya, sehingga pencarian memakan waktu yang lama," kata pengamat penerbangan Indonesia, Gerry Soejatman, kepada CNN Indonesia, Senin (5/1).
Dia menjelaskan, di setiap kotak hitam pesawat terdapat alat yang bernama
Underwater Locator Beacon (ULB). Alat tersebut bekerja dengan prinsip sonar agar bisa didengar oleh tim pencari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerry mengatakan untuk daerah yang terlalu banyak suara, terutama di perairan dangkal, gelombang sonar akan sulit dideteksi. Sehingga, dibutuhkan alat khusus yang namanya
Pinger Locator.
"Alat ini biasanya ditarik di belakang kapal pencari," kata dia menjelaskan.
Letak kotak hitam, kata Gerry, berada di bagian belakang atas pesawat agar tidak mudah terlempar ketika terjadi benturan. Namun, posisi itu juga dapat merugikan pencarian.
"Masalahnya, kalau ULB ini masih ada di dalam pesawat, sinyal suara dari sonar belum tentu bisa keluar," kata Gerry. "Belum lagi kondisi airnya yang banyak suara bisa menghambat deteksi sinyal."
Saat ini, tim penyidik multinasional yang dilengkapi dengan perangkat deteksi akustik bawah air sudah berada di Pangkalan Bun untuk membantu mencari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Tim tersebut terdiri dari penyidik asal Perancis, Singapura, dan Indonesia.
Badan investigasi kecelakaan Perancis atau BEA, mengatakan kapal tim penyidik dilengkapi dengan perangkat deteksi akustik bawah air, berupa dua
hydrophone.
Proses pencarian kotak hitam pesawat diperkirakan akan memakan waktu hingga satu minggu sejak tim tersebut tiba, pada Kamis lalu (2/1).
Pencarian kotak hitam diperlukan untuk mengetahui kronologi pasti dan penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut. Di dalamnya, terdapat rekaman penerbangan dari sistem komputerisasi kokpit yang dapat membantu investigasi.
Hingga saat ini, total ada 37 jenazah korban QZ8501 yang telah dievakuasi. Sementara pesawat nahas tersebut ditumpangi oleh 162 orang, yang terdiri dari 155 penumpang dan tujuh kru termasuk pilot, kopilot dan awak kabin.
(utd)