Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan asal Malaysia, AirAsia, menyatakan akan bekerjasama penuh dengan pemerintah RI terkait pembekuan rute Surabaya-Singapura pasca jatuhnya pesawat QZ8501 yang membawa 155 penumpang dalam penerbangan dari Bandara Juanda, Surabaya, menuju Singapura.
“Pemerintah akan melakukan evaluasi atas rute itu, dan AirAsia akan bekerjasama dan mengikuti tahapan evaluasi Kementerian Perhubungan,” kata Presiden Direktur PU Indonesia AirAsia, Sunu Widyatmoko, di Crisis Centre QZ8501, Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (3/1).
Rute Surabaya-Singapura Air Asia dibekukan Kemhub dengan alasan maskapai itu terbang di luar jadwal yang telah diizinkan, yakni Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Sementara AirAsia rute Surabaya-Singapura terbang pada hari Minggu, dan QZ8501 yang terbang Minggu (28/12) merupakan penerbangan perdana AirAsia pada rute itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub JA Barata, AirAsia tidak mengajukan permohonan perubahan hari operasi kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara. “Izin seharusnya tertuang dalam hitam di atas putih. Ada suratnya, ada nomornya. Kemhub tidak memberikan izin rute bagi AirAsia di luar yang sudah ada,” kata dia.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Djoko Murdiatmojo dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan menyatakan sesungguhnya ada maskapai lain yang juga pernah terbang di luar jadwal. “Saya enggak hafal nama maskapainya. Selama ini hanya diberi peringatan,” kata dia.
Soal maskapai lain yang sebelumnya diberi perlakuan berbeda itu, Barata mengatakan “Kalau ada peraturan longgar, harus segera diperbaiki kembali, harus ada tahapan
self-correction."
Barata menyatakan pelanggaran tak bisa dibiarkan terus-menerus karena lama-lama akan menjadi besar. “Sekarang kami (Kemhub) tunjukkan, setiap pelanggaran atau ketidakpatuhan akan mendapat sanksi,” kata dia.
Sanksi Kemhub terhadap AirAsia, ujar Barata, merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan penerbangan. “Kami konsentrasi ke situ. Keselamatan nomor satu,” kata dia.
Jumat (2/1), Direktur Keselamatan dan Keamanan AirAsia Kapten Achmad Sadikin mengatakan maskapainya tidak melanggar jadwal penerbangan. Menurut dia, AirAsia tak akan terbang jika jadwalnya ilegal.
(agk)