PENYALAHGUNAAN NARKOTIK

Urine Negatif, Pilot AirAsia Masih Akan Jalani Pemeriksaan

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 17:34 WIB
Meski tes urine pilot AirAsia negatif, namun ia masih harus mengikuti sejumlah tes sebelum hasil akhir disimpulkan tim medis balai kesehatan.
Ilustrasi Obat-Obatan (Thinkstock/nataistock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil tes urin kualitatif dari pilot AirAsia QZ7510 yang sebelumnya diduga terindikasi narkotik, menunjukkan hasil negatif. Meski demikian, pilot berinisial FI tersebut masih harus menjalani serangkaian tes sebelum hasil akhir disimpulkan. Hal itu disampaikan oleh Ketua kelompok medis Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan, Sri Aryani kepada CNN Indonesia, Selasa (6/1).

"Hasil tes urin kualitatif negatif. Namun dia mesti mengikuti tes lainnya seperti darah, rambut dan urin kuantitatif," kata perempuan yang akrab dipanggil Dokter Ririn tersebut.

Ririn mengatakan hasil tes urin kualitatif tidak bisa digunakan sebagai basis kesimpulan apakah pilot tersebut positif atau negatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tes urin kualitatif hanya bersifat jangka pendek. Hanya 3-4 hari saja dampaknya. Kalau dari tes darah dan rambut bisa diketahui kebiasaan pemakaian sejak 3 bulan lalu," ujar dia.

Dia mengatakan tes darah dan rambut akan dikirimkan ke laboratorium balai kesehatan daerah. Hasilnya diperkirakan bisa didapatkan dalam kurun waktu sepekan mendatang.

Meski menduga pilot FI terindikasi narkoba akibat penggunaan obat batuk, Ririn tetap mengatakan dampak obat tersebut bisa membahayakan bagi pilot bersangkutan.

"Pilot yang mengonsumsi obat batuk yang mengandung Ephedrine bisa membuat peminum mengantuk berat," kata dia menegaskan.
Untuk menjamin kesehatan para penerbang, Ririn menyatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan acak kepada pilot setiap tahunnya. Pada tahun 2014, beberapa tes menunjukkan adanya dugaan pemakaian obat-obatan rawat jalan hingga obat penenang untuk tidur seperti Valium oleh beberapa oknum pilot.

"Namun dari hasil pemeriksaan lanjutan, tahun 2014, tak ada satupun pilot yang terindikasi positif narkoba," kata dia.

Pernyataan Ririn tersebut merupakan suatu hal yang menggembirakan. Pasalnya, sejak tahun 2011, tercatat beberapa kasus yang melibatkan pilot terindikasi positif narkotik.

Misalnya saja pada Februari 2012, pilot Lion Air Saiful Alam ditangkap akibat menggunakan narkotik jenis sabu dan alat hisap. Lalu, pada 13 Januari 2011 pilot Lion Air lainnya, Muhammad Nasri, ditangkap Polres Metro Tangerang saat berpesta sabu bersama rekannya, yang juga seorang kopilot di Apartemen The Colour, Tangerang.
(utd/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER