KONFERENSI ASIA-AFRIKA

Indonesia Bersiap Peringati 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 11:36 WIB
Konferensi Asia-Afrika yang digelar April 1955 merupakan bukti peran dan pengaruh Indonesia di dunia. Kini Presiden Jokowi hendak mengangkat kembali memori itu.
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. (Antara/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas guna membahas persiapan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Rapat digelar di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/1).

Rapat terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kapolri Jenderal Sutarman, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Menurut Wakil Gubernur (Deddy Mizwar) dan Wali Kota (Ridwan Kamil), pagi hari ini kita akan mempersiapkan peringatan KAA yang ke-60,” ujar Jokowi ketika membuka rapat terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menyatakan KAA merupakan momentum amat baik bagi Indonesia untuk kembali mengingatkan dunia bahwa negeri ini memiliki peran besar. "Kami ingin memori itu diangkat kembali," kata dia.

Oleh sebab itu Jokowi memerintahkan para menteri terkait untuk mempersiapkan segala akomodasi, logistik, pengamanan protokol, dan kesehatan, sebab waktu yang tersisa tinggal tiga bulan lagi.

Presiden lantas meminta Menlu Retno untuk menyampaikan secara singkat terkait rencana dan organisasi yang telah disiapkan.

KAA merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika yang berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, pada 18 April-24 April 1955. Peserta KAA ketika itu mayoritas merupakan negara yang baru merdeka.

Negara-negara penyelenggara pertemuan tersebut antara lain Indonesia, Myanmar, Sri Langka, India, dan Pakistan, serta dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri RI yang menjabat saat itu, Sunario.

Tujuan penyelenggaraan KAA adalah untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika, serta melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

KAA ketika itu menghasilkan Gerakan Non-Blok, yakni kekuatan baru yang tidak memihak Blok Barat (AS dan sekutunya) serta Blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya) yang terlibat Perang Dingin.

Peringataan KAA yang ke-50 sebelumnya digelar pada tahun 2004. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER