Surabaya, CNN Indonesia -- Keluarga korban AirAsia QZ8501 berharap tim evakuasi yang dipimpin Badan SAR Nasional tetap melanjutkan upaya pencarian terhadap korban yang sampai saat ini belum ditemukan. Hal itu disampaikan Lukas Joko, salah satu keluarga penumpang QZ8501. Lukas adalah kerabat penumpang yang bernama Nanang Priyo Widodo.
“Kami ingin upaya pencarian tetap dilakukan Basarnas. Terima kasih saya sampaikan atas nama keluarga korban kepada Basarnas yang terus berupaya membawa keluarga kami pulang,” kata Lukas di Crisis Centre Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Jumat (9/1).
Lukas dan para keluarga korban kini seperti mendapat harapan baru dengan ditemukannya ekor pesawat QZ8501. Bila ekor telah ditemukan, terbuka kemungkinan kabin pesawat pun bakal ditemukan, dan bisa jadi di dalam kabin itu ditemukan korban yang masih terjebak. (Baca
Basarnas: Kemungkinan Banyak Korban Terjebak di Badan Pesawat)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga sejauh ini masih terus berharap keajaiban terjadi, yakni ada korban selamat. “Kami tetap berharap. Harapan itu tidak akan pernah mati. Ekor pesawat menjadi harapan baru bagi keluarga,” kata Lukas.
Jumlah keluarga korban yang mendatangi Crisis Centre Polda Jawa Timur saat ini terus berkurang. Namun, menurut Lukas, bukan berarti mereka hilang harapan. Keluarga meninggalkan Mapolda Jatim karena harus melakukan rutinitas pekerjaan dan menjaga kesehatan.
Soal asuransi atau kompensasi yang diberikan AirAsia, Lukas mengatakan ada tawaran Rp 300 juta sebagai dana awal bagi keluarga yang butuh dana segera. “Ini inisatif baik dari AirAsia bagi keluarga yang membutuhkan dana awal,” kata dia.
Namun, ujar Lukas, semua keluarga sampai saat ini fokus pada proses evakuasi.
Sementara Direktur Safety and Security AirAsia Indonesia Ahmad Sadikin menyatakan hingga saat ini AirAsia masih fokus pada proses indentifikasi. Asuransi akan diselesaikan setelah proses indetifikasi selesai.
Pada hari ke-13 ini, Tim
Disaster Victim Identification Polda Jatim kembali berhasil mengidentifikasi dua jenazah atas nama Martinus Djoni, 27 tahun, laki-laki asal Surabaya; dan Martwin Sholeh, 50 tahun, laki-laki asal Tulungagung. Dengan tambahan dua jenazah ini, maka sudah 27 jenazah teridentifikasi dari total 48 jasad yang berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan.
(sur/agk)