KONTROVERSI FOTO

Di Seputar Foto Mirip Abraham Samad dan Etik Pimpinan KPK

Gilang, Abraham, Rinaldy , Hafidz , & Utami | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 15:14 WIB
Di balik kontroversi foto mesra beredar di media sosial, pimpinan KPK memiliki kode etik yang mesti dipatuhi 24 jam terkait profesinya sebagai pejabat publik.
Ketua KPK, Abraham Samad menggelar konferensi pers mengenai penetapan tersangka Gubernur Riau Annas Maamun atas operasi tangkap tangan (OTT) semalam, Jumat (26/9). (Detik Foto/Rachman Haryanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sehari selepas penetapan tersangka calon Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Budi Gunawan, serangan muncul terhadap sosok Ketua KPK Abraham Samad. Tepatnya pada Rabu (14/1) pukul 05.13 WIB, sebuah surat elektronik yang berlampirkan tujuh foto yang memuat adegan mesra satu pasangan berlainan jenis menyebar kepada awak media, atas nama pengirim Andini Wijayanti. Termasuk ke dalam kotak surat elektronik CNN Indonesia.

Lantaran dinilai terdapat kemiripan paras, seorang lelaki dalam ketujuh foto itu lantas dikaitkan dengan sosok  Abraham Samad. Sedangkan sang perempuan yang mengenakan kaos lengan pendek warna hitam diduga memiliki kemiripan dengan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira.

Di luar kontroversi apakah foto tersebut palsu atau asli, sebagaimana diketahui setiap pimpinan KPK terikat kode etik terkait jabatan dan profesinya sebagai pejabat publik. Hal tersebut diatur dalam Kode Etik Pimpinan KPK Bab IV Pasal 6 (1), yang menyatakan Pimpinan KPK berkewajiban menahan diri terhadap godaan yang berpotensi memengaruhi substansi keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Pimpinan KPK juga wajib menjaga independensinya dalam penampilan fisik dalam bentuk tidak menunjukkan kedekatan dengan siapapun di depan publik. Lebih jauh lagi kode etik juga mengatur, pimpinan KPK juga semestinya membatasi pertemuan dengan pihak lain di ruang publik, seperti di hotel, restoran atau lobi kantor atau hotel, atau di ruang publik lainnya. 

Menanggapi beredarnya foto dan persoalan etik yang mengikat pimpinan KPK, mantan Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua mengatakan kode etik pimpinan KPK mengikat dan melekat pada diri setiap pimpinan. Berdasarkan kode etik yang dipahami Abdullah semasa ia bertugas sebagai penasehat KPK, pimpinan KPK tidak diperbolehkan berfoto di tempat publik, terlebih jika itu dilakukan bersama penyelenggara negara. Tak hanya itu, lanjutnya, dalam menjalankan tugas pimpinan KPK tidak diperbolehkan pergi seorang diri.

"Jika tiba-tiba ketemu pejabat lalu berbicara kasus yang sedang ditangani, itu bukan kode etik tapi pidana. Kode etik itu bersifat mengikat 24 jam," kata Hehamahua kepada CNN Indonesia, Rabu (14/1).

Menanggapi secara spesifik foto yang tersebar mirip Ketua KPK Abraham Samad, Hehamahua melihat itu seperti rekayasa dan merupakan serangan terhadap pribadi sang ketua. Namun, dia menegaskan untuk memastikannya diperlukan ahli untuk meneliti keaslian foto tersebut. Terlebih, jika foto itu dilakukan ditempat yang tidak semestinya dan bersama lawan jenis selain isteri.

"Kalau itu benar kena itu. Contoh lain soal etik semua anggota KPK tak boleh datang ke tempat pelacuran dan tempat lainnya, kecuali karena perintah jabatan atau proses penyidikan. KPK beli tiket dari calo saja tidak boleh, apalagi yang lain-lain," ujarnya. Hehamahua kemudian menyarankan KPK segera memanggil tim ahli telematika atau digital forensik. 

Bantahan Abraham Samad

Tak lama setelah foto beredar, Abraham Samad langsung memberikan sanggahan. Dia mengatakan foto yang beredar di publik tersebut palsu. Publikasi foto tersebut ditujukan sebagai upaya pihak tertentu mengkriminalisasi dirinya. "Itu hanya gosip untuk mengkriminalisasi saya," kata dia kepada CNNIndonesia, Rabu (14/1) pagi di Gedung KPK.

Kolega Samad di lembaga antirasuah, Bambang Widjojanto mengatakan saat ini pihak KPK sudah mengkaji foto tersebut. Dia memastikan foto tersebut adalah hasil editan dan rekayasa. "KPK paham dalam situasi seperti ini, KPK dapat dan selalu jadi sasaran fitnah, didelegitimasi dan mencoba dikorbankan oleh pihak tak bertanggungjawab," kata dia menjelaskan.

CNN Indonesia lantas mencoba meminta seniman foto Yohanes Paganda Halasan Harahap atau akrab dipanggil Agan Harahap melakukan kurasi terhadap foto yang kini sudah tersebar luas itu. Dalam pandangan subjektifnya foto yang tersebar sonder rekayasa.

Namun meski demikian, ia menyangsikan orang yang ada di foto tersebut adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.  "Secara teknis foto tersebut benar. Sebab logikanya sangat sulit untuk mengedit dua foto dengan resolusi rendah," kata dia saat dihubungi.

Agan mengatakan besar kemungkinan foto tersebut diambil dengan menggunakan kamera smartphone, webcam atau kamera DSLR. Sebagai praktisi seni yang kerap melakukan manipulasi foto, dia mengatakan susah untuk merekayasa foto yang memiliki kualitas pixel rendah.

Kesimpulan tersebut dia sampaikan setelah menganalisa hasil foto dan memperbesar ukuran foto. "Untuk pembuktian lebih lanjut, butuh file aslinya dulu," kata dia menjelaskan. (utd/sip)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER